Menurutnya, ada 4 kelompok kebutuhan fundamental secara psikologis yang mempengaruhi seseorang menentukan sebuah pilihan atau keputusan. Keempat kelompok tersebut adalah belonging/connecting/love, power/significance/competence, freedom/autonomy, serta fun/learning.
Tentu saja keempat kelompok itu tidak akan dibahas secara detil dalam tulisan ini. Namun, dalam kaitan dengan pilihan cawapres, sangat mungkin kelompok faktor power/signifikansi/kompetensi merupakan dasar pertimbangan utama untuk memilih cawapres. Pada titik ini, Sri Mulyani sangat mungkin punya semua faktor tersebut.
Survei LSI @DennyJA_WORLD :
Cawapres @jokowi mengerucut pd Lima nama:@Airlangga_4G@mohmahfudmd@Dr_Moeldoko
Tito Karnavian
Sri Mulyani. pic.twitter.com/eyAzoa8LV7--- La Nyalla MM (@LaNyallaMM1) July 11, 2018
Secara kompetensi Sri Mulyani mumpuni, secara power punya dukungan eksternal, dan secara signifikansi tidak diragukan, maka tentu ia adalah pilihan yang sangat rasional bagi Jokowi. Persoalannya tinggal apakah Bu Ani diterima oleh partai-partai koalisi Jokowi.
Untuk persoalan terakhir itu, Jokowi juga sebetulnya akan mendapatkan keuntungan karena jika memilih Sri Mulyani, bukan tidak mungkin Partai Demokrat -- dengan SBY sebagai tokoh utamanya -- akan masuk dalam gerbong koalisi pendukung. Nama terakhir adalah mantan atasan Sri yang bukan tidak mungkin juga mendukungnya secara politik.
Pada akhirnya, semuanya kembali ke pilihan politik Jokowi, akankah mau bertaruh pada anak profesor itu atau tidak. Yang jelas, seperti kata Margaret Thatcher di awal tulisan, ekonom mampu melihat gambaran persoalan yang lebih besar. Semuanya bergantung keberanian Jokowi untuk menentukan pilihan. Menarik untuk ditunggu. (S13)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H