Mohon tunggu...
Atha Earlene
Atha Earlene Mohon Tunggu... -

........

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surti

23 November 2016   13:49 Diperbarui: 23 November 2016   13:53 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu hari aku melepas penat dengan jalan-jalan ke kota. Betapa terkejutnya ketika aku melihat Tejo menggandeng perempuan cantik dengan dua anak kecil di sisinya. Tejo tidak mati, bahkan dia terlihat bahagia, makmur, dan sehat wal afiat.

Aku diam-diam memperhatikannya, bersembunyi dibalik gerobak buah. Penampilan Tejo 180 derajat berbeda. Sekarang dia seperti bos juragan sapi dengan pakaian necis, batu akik langka, potongan rambut mahal, dan parfum yang tericum bermeter-meter jauhnya.

Tejo menyuapkan bubur ke mulut perempuan aduhai itu. Perempuan itu membalas dengan kecupan mesra yang membekas di pipinya. Dengan samar-samar, aku mendengar kedua anak itu merengek meneriakkan “ ayah! Ibu! ”.

Ditangannya bergercing gelang emas yang pasti mahal harganya. Sepintas aku teringat Surti.

Surti pasti bingung menunggu disana, dimana gerangan si Tejo?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun