Mohon tunggu...
Pinggala Mahardika
Pinggala Mahardika Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia

Gitu aja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tur Kecil-kecilan

1 April 2019   18:23 Diperbarui: 1 April 2019   18:54 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku sepertinya sudah menemukan solusi untuk hal ini. Pikiranku langsung tertuju kepada ayahku, walaupun berat untuk mengatakan apa yang sedang aku alami sekarang. Namun, hanya inilah usaha yang bisa kulakukan pada saat itu. Aku pun menghubungi ayahku. Setelah aku ceritakan semuanya, untungnya dia tidak memarahiku. 

Ayahku mencoba menghubungi ketua komunitas CB Pangkalpinang untuk membantuku. Tak butuh lama untuk menunggu, segerombolan motor CB langsung menghampiri kami. 

Kuyakin mereka adalah teman ayahku. Kemudian mereka langsung menanyakan apa yang terjadi dan menawarkan bantuan. Setelah itu, kami digiring menuju markas mereka untuk memperbaiki motor CB ku.

Sepanjang perjalanan, kami diiringi motor CB yang membentuk formasi sperti konvoi. Bermacam-macam jenis dan bentuknya. Motor ku berada di tengah-tengah formasi. Aku merasa seperti Presiden yang dikelilingi oleh Voorijder. Pengalaman itu sangat mengesankan bagiku.

Setelah sampai di markas mereka, motorku segera ditangani oleh tim mekanik. Aku dan teman-temanku hanya bisa terdiam melihat mereka beraksi dengan kawanan kunci dan obeng itu. 

Tak sampai satu jam, motorku telah sehat kembali. Setelah itu, kami pamit berterima kasih pada mereka,  kalau saja aku tidak dibantu mereka rencana liburan kami bisa berantakan. Kami pun kembali ke kost dengan perasaan lega.

Keesokan harinya, Pinho datang ke kost. Ia baru bisa mengahampiri kami hari ini karena acara keluarganya telah selesai. Hari ini kami berencana untuk pergi ke Danau Kaolin di Koba, Bangka Tengah. Kebetulan, pada hari itu Tia dan Zizi sedang berlibur di Pangkalpinang. Mereka ingin ikut dengan kami ke Koba. Sekitar jam 10.00, kami menjemput mereka di penginapan dekat Masjid Jamik. Akhirnya, aku, Buluk, Gembul, Hadi, Pinho, Tia dan Zizi bergegas menuju ke Koba.

Itu adalah kali pertama aku pergi ke Koba. Aku sangat terkesan dengan pemandangan di sepanjang jalan Namang-Koba. Pantai-pantai yang berada di pinggir jalan sangat indah dan bersih, terdapat pondok-pondok kecil yang tertata dengan rapi, jalannya juga mulus.

Kami menempuh jalan Pangkalpinang-Koba dalam waktu kurang dari 1 jam. Sesampainya di Koba, kami berhenti di tengah kota untuk beristirahat sejenak sambil makan siang. 

Pepohonan yang rindang membuat kami terbuai dalam rasa kantuk. Namun, kami lebih memilih untuk menahan rasa kantuk daripada harus mengorbankan waktu liburan kami. Setelah itu, kami berdiskusi mengenai destinasi mana yang akan kami tuju lebih dahulu. 

Madi mengusulkan untuk pergi ke air terjun Desa Sadap, karena jaraknya yang tidak begitu jauh dari pusat kota. Ia juga sudah familiar dengan jalannya. Akhirnya, kami melanjutkan perjalanan kami ke air terjun Desa Sadap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun