Nama
:
PINDAH SUSANTI
NIM
:
223114912230
LPTK
:
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
KELAS
:
001 - PG PAUD
MAHASISWA PPG DALAM JABATAN KATEGORI 2 TAHUN 2022
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi
TK DHARMA WANITA 14 SUKOREJO
Lingkup Pendidikan
Pendidikan Anak Usia Dini
Tujuan yang ingin dicapai
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Pada Anak Dengan Menerapkan Cooking Class
Penulis
Pindah Susanti
Tanggal
10 November 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah bermula dengan ditemukannya fakta di kelas bahwa sebanyak 7 dari 10 anak Kelompok B memiliki capaian perkembangan kemampuan motorik halus yang masih rendah. Hal iniditunjukkan dengan:
- Hasil karya anak dari aktivitas motik halusnya dengan kegiatan mewarnai semakin tidak rapi
- Beberapa anak terlihat bosan pada aktivitas menulis (menirukan) bentuk huruf dan angka
- Anak terlihat kurang antusias pada saat guru menjelaskan kegiatan main yang kurang variatif
Berdasarkan hasil eksplorasi akar penyebab masalah yang ada, ditemukan bahwa penyebab utama rendahnya kemampuan motorik halus anak adalah kegiatan eksplorasi motorik halus anak kurang variatif sebab seringkali hanya menggunakan pensil/krayon dalam kegiatan menulis/menggambar dan mewarnai di kelas. Oleh karena itu guru perlu melakukan suatu pembelajaran inovatif agar kemampuan motorik halus anak dapat meningkat. Setelah melakukan eksplorasi dan analisis alternatif solusi, guru memutuskan untuk menerapkan Cooking Class.
Praktik pembelajaran ini penting dibagikan sebab saya ingin memberikan sebuah gambaran dan motivasi kepada teman seprofesi saya, guru jenjang PAUD dalam mengatasi masalah di kelas terkait upaya peningkatan motorik halus anak yang belum berkembang.
Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik pembelajaran ini adalah sebagai guru yang memiliki tanggung jawab penuh dalam melangsungkan praktik pembelajaran mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, refleksi dan kemudian evaluasi agar upaya dalam peningkatan kemampuan motorik halus anak dapat berhasil.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat
Praktik ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok B. Ada beberapa tantangan yang saya hadapi pada saat melaksanakan praktik ini, antara lain
- Metode pembelajaran yang saya pilih harus menarik bagi anak
- Media pembelajaran harus dapat menstimulus motivasi belajar siswa dalam mengembangkan motorik halusnya
- Resep makanan yang akan dipraktikkan anak harus sederhana, tanpa menggunakan api dan mudah dilakukan oleh anak-anak sendiri
- Media (alat dan bahan) yang digunakan anak dalam kegiatan Cooking Class harus menarik dan mudah dieksplorasi oleh anak
- Waktu untuk kegiatan Cooking Class relatif singkat
Adapun beberapa pihak yang terlibat dalam pelaksanaan praktik ini adalah anak kelompok B sebagai subjek, guru yang mana dalam hal ini adalah saya sendiri sebagai fasilitator, serta satu orang guru pendamping yang membantu kelancaran dokumentasi kegiatan praktik.
Aksi :
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
Langkah-langkah yang dilakukan guru untuk menghadapi tantangan tersebut sebagai berikut:
- Guru menyusun perangkat pembelajaran yang mengacu pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, yaitu meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak Kelompok B
- Guru menentukan strategi pembelajaran dengan memilih model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning)
- Guru memilih metode pembelajaran yang tepat yaitu demonstrasi dan bercakap-cakap di awal kegiatan lalu unjuk kerja pada saat anak mempraktikkan langkah-langkah resep Cooking Class yaitu “Bola-Bola Coklat”
- Guru melakukan pendekatan saintifik dan HOTS (High Order Thinking Skills). Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung. Anak-anak terlihat antusias dalam mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan hasil karyanya sebab anak-anak mempraktikan sendiri dengan menggunakan media eksplorasi yang menarik minat anak. Selain itu guru juga melakukan pendekatan TPACK dalam pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran berupa video yang ditunjang dengan perangkat laptop, sound,dan proyektor saat menyampaikan materi pembelajaran kepada anak.
beberapa pihak yang terlibat dalam pelaksanaan praktik ini adalah anak kelompok B sebagai subjek, guru yang mana dalam hal ini adalah saya sendiri sebagai fasilitator, serta satu orang guru pendamping yang membantu kelancaran dokumentasi kegiatan praktik. Adapun sumber daya yang digunakan guru adalah laptop, LCD proyektor dan sound.
Refleksi Hasil dan Dampak
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Dampak langkah-langkah yang dilakukan adalah terdapat peningkatan kemampuan motorik halus pada anak kelompok B. Hasilnya dapat dikatakan efektif sebab semua anak, yaitu sebanyak 10 anak Kelompok B menunjukan peningkatan kemampuan motorik halus. Hal ini dikarenakan anak-anak telah mampu mempraktikkan aktivitas motorik halus seperti menggunting, meremas, menyobek, memilin pada saat membuat sendiri Bola-Bola Coklat mereka.
Anak-anak terlihat antusias pada saat unjuk kerja mempraktikkan resep Bola-bola Coklat. Anak membuat sendiri, menghias sendiri dan dapat menikmati kue buatannya sendiri serta bisa berbagi kue baik dengan teman maupun untuk keluarganya di rumah saat dibawakan pulang. Hal ini merupakan indikator dari keberhasilan dari sebuah pembelajaran berbasis proyek sederhana yang bermakna bagi peserta didik.
Berdasarkan hasil evaluai yang dilakukan guru maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok B termasuk dalam kategori berhasil. Adapun faktor-faktor keberhasilannya yaitu:
- Alat dan bahan pada saat unjuk kerja dapat dengan mudah dieksplorasi oleh anak
- Kegiatan Cooking Class merupakan hal baru dan menarik bagi anak
- Anak diberi kebebasan dalam membuat kue sendiri, menikmati hasil kue buatannya sendiri serta dapat berbagi
Dari serangkaian kegiatan yang dilakukan, anak hanya terlihat kesulitan pada saat memasang sarung tangan. Pada mulanya anak terlihat sedikit kesulitan melakukan kegiatan dengan menggunakan sarung tangan namun selanjutnya anak-anak terlihat menikmati setiap aktivitas motorik halus yang mereka lakukan pada saat Cooking Class.
Berdasarkan refleksi terhadap seluruh praktik pembelajaran yang telah terlaksana, dapat disimpulkan bahwa upaya guru dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok B melalui kegiatan Cooking Class telah berhasil. Cooking Class merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak Kelompok B namun pemilihan resep dan langkah-langkah memasak harus diperhatikan sebab harus mudah dipraktikkan oleh anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H