Mohon tunggu...
Pilpres Srinurpatih Padang
Pilpres Srinurpatih Padang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia di Universitas Pamulang

Saya sedang menempuh pendidikan di Universitas Pamulang jurusan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai Sosial dalam Novel Bendera Setengah Tiang Karya Annisa Lim

17 Desember 2023   22:36 Diperbarui: 18 Desember 2023   01:20 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi: cover novel Bendera Setengah Tiang karya Annisa Lim 

Sastra adalah  bentuk  dari  imajinasi  dan pemikiran  seseorang  yang  dituangkan  melalui kata-kata yang indah dan menarik. Karya sastra diartikan sebagai karya seni yang melahirkan eksistensi kemanusiaan dengan permasalahan kehidupan dan disajikan secara  kreatif  dan imajinatif  serta  memakai  bahasa  yang  indah atau estetik  (Al-Ma’ruf & Nugrahani, 2017). Karya sastra  dapat  diartikan  sebagai  media  bagi pengarang untuk menuangkan gagasan, pemikiran, dan perasaan serta pengalamannya  menggunakan bahasa  yang  menarik  dengan  penuh  imajinasi dan kreativitas. Karya sastra umumnya berisi tentang permasalahan yang berada di sekitar pengarang.  Permasalahan  tersebut bisa  saja permasalahan  yang  dihadapi  oleh pengarang ataupun permasalahan yang dihadapi oleh orang   lain yang diangkat pengarang menjadi sebuah   karya sastra. 

Salah satu karya sastra yang diangkat pengarang   menjadi sebuah cerita adalah novel. Nurgiyantoro (2013:9) menyatakan bahwa novel adalah karya   sastra yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang  lebih  mendalam  dan  disajikan dengan halus. Hingga saat ini  keberadaan novel   di tanah air kian berkembang. Namun beberapa novel sastra populer masih mampu mempertahankan eksistensinya  dan  tetap  membawa  daya  tarik tersendiri  bagi pembaca.  Bahkan keberadaannya selama  ini  banyak  dibicarakan  dalam  dunia kritik sastra. Novel  merupakan  salah  satu  karya sastra yang  berisi  berbagai  peristiwa  yang dialami oleh tokoh secara sistematik dengan menampilkan   unsur cerita yang paling lengkap.

Disini penulis membahas tentang nilai-nilai sosial yang terdapat dalam novel "Bendera Setengah Tiang" karya Annisa Lim. Novel ini menceritakan tentang sebuah tragedi kejahatan hak asasi terjadi di kampus swasta yang mendapat predikat kampus paling transparan di negeri ini. Bermula dari diangkatnya berita mengenai kejahatan seksual oleh organisasi pers mahasiswa_Warta Mahasiswa_ yang dipimpin Gibran Rajib Argani, kampus tiba-tiba membukukan seluruh kegiatan Warta yang berimbas pada gelombang kemarahan mahasiswa karena merasa pihak rektorat yang membekukan Warta erat kaitannya pada salah satu terduga pelaku yang tengah dilindungi para petinggi.

Dokumen pribadi: novel Bendera Setengah Tiang karya Annisa Lim 
Dokumen pribadi: novel Bendera Setengah Tiang karya Annisa Lim 

Novel Bendera Setengah Tiang karya Annisa Lim ini menggambarkan sikap sosial yang diperlihatkan oleh tokoh Genta, Alan, Aidan, Sabiru dan mahasiswa lainnya yang termasuk kedalam GEMARAN_Gerakan Mahasiswa Veteran yang di ketuai oleh Genta. Salah satu nilai sosial yang mereka miliki yaitu peduli terhadap orang lain. Ini dapat dari cuplikan peristiwa dalam novel yakni pada saat terjadinya pelecehan, kekerasan, dan ketidakadilan pada mahasiswa yang ada di Universitas Veteran. Disini mereka sangat peduli pada semua mahasiswa-mahasiswa yang menjadi korban tersebut, dan mereka pun tidak tinggal diam akan ini semua. 

Novel ini juga mengajarkan pentingnya sebuah arti keadilan. Seperti yang dilakukan para GEMARAN saat para petinggi hanya diam disaat banyaknya kejadian-kejadian yang telah menimpa kampus sehingga membuat banyak korban, GEMARAN pun langsung menyuarakan keadilan bahwa setiap yang terjadi menyangkut Universitas itu sudah menjadi tanggung jawab para petinggi di Universitas tersebut. Bahkan walaupun sampai nyawa mereka yang menjadi taruhannya bagi mereka itu tidak masalah, yang terpenting adanya keadilan di Universitas tersebut. Dari cuplikan di atas dapat kita lihat bahwa di dalam novel ini tokoh Genta, Alan, Aidan, Sabiru dan anggota GEMARAN menjunjung tinggi sebuah keadilan dan kebenaran.  

Novel tersebut adalah novel kedua Annisa Lim yang terbit pada tahun 2023. Analisis sosiologi sastra dalam novel tersebut dapat ditinjau dari konflik percintaan, konflik politik dan aspek budaya. Berikut pemaparan dari analisis novel Bendera Setengah Tiang karya Annisa Lim.

1. Percintaan 

Konflik percintaan tidak lepas dari kajian sosiologi sastra. Dalam novel ini terdapat konflik percintaan salah satunya konflik antara tokoh Aidan, Kanala dan Genta. Dimana Aidan menyukai Kanala, namun Kanala tidak menyukainya karena dia menyukai teman Aidan yaitu Ganta. Sayangnya Ganta tidak menyukainya. Meskipun Aidan tahu kalau Kanala tidak menyukainya Aidan tidak pernah menyerah untuk mendapatkan cintanya Kanala, begitu juga dengan Kanala yang tidak akan pernah menyerah mendapatkan cintanya Genta. Begitulah konflik percintaan antara mereka bertiga yang cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Hal ini dibuktikan oleh kutipan berikut.

"Hanya saja, akhir-akhir ini, Aidan merasa sedikit iri dengan karakteristik Genta. Faktor dari keirian tersebut adalah si pujaan hatinya yang ternyata memendam perasaan pada Genta."

"Adinda, salah satu penghuni indekos Putri di depan Pandawa Lima, pernah secara tidak sengaja mengatakan jika Kanala, pujaan hati Aidan ternyata menyukai Genta. Kanala Adinata."

"Aidan sedikit keram karena Genta menolak kelana secara terang-terangan. Di sisi lain ia senang karena masih memiliki kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya pada Kanala, tetapi di sisi lain ia tidak tega jika pujaan hatinya harus menerima kata-kata penolakan yang cukup pedas."

(Dikutip dari novel Bendera Setengah Tiang karya Annisa Lim, halaman 46)

2. Politik

Unsur politik adalah salah satu sudut pandangan yang berhubungan dengan kondisi lingkungan sosial kemasyarakatan. Di dalam novel ini pengarang memasukkan unsur politik seperti pelecehan, ancaman, keadilan, dan kekerasan.

"...Selain mengusut kasus pelecehan seksual mahasiswa kedokteran, kita juga harus cari cara agar rektorat mau melepas izin supaya dari kampus bisa berjalan kembali..."

(Dikutip dari novel Bendera Setengah Tiang karya Annisa Lim, halaman 38)


"... Ancaman dan teror nggak hanya ditujukan pada korban, tetapi juga kita, GEMARAN. Baru-baru ini, Gibran dapat ancaman pembunuhan dan mereka memaksanya berhenti mencari lebih jauh. Dugaan para pelaku berkaitan dengan orang-orang berkuasa di kampus ini makin menguat. Mereka nggak akan mengancam jika enggak merasa terdesak. jadi, sudah pasti ada campur tangan petinggi di sini. Lalu ancaman yang kita terima, sepertinya karena kegiatan 'dalam' kita sudah mulai terendus pihak luar."

(Dikutip dari novel Bendera Setengah Tiang karya Annisa Lim, halaman 101)

"Kami hanya mahasiswa, tidak bersenjata! Turunkanlah sedikit moncong senjata itu! Kami datang bermodal tekad dan keyakinan. Manusia memang tidak luput dari kesalahan, tetapi kesalahan yang anda sekalian perbuat kelewat jamak dan sulit diberikan pemakluman, apalagi maaf. Pers mahasiswa diberedel, kasus-kasus pelecehan dibiarkan terbengkalai, bahkan ditutup-tutupi. Serta kelalaian kalian membiarkan bangunan tua berdiri begitu saja tanpa peremajaan sampai menelan banyak korban jiwa. Setinggi-tingginya keadilan terletak di atas rasa kemanusiaan, tetapi apa? Kalian sudah berlaku tidak adil dan tidak berperikemanusiaan. Harus dengan sebutan apa kami menyebut kalian?!"

(Dikutip dari novel Bendera Setengah Tiang karya Annisa Lim, halaman 159)

"Jika tiga tuntutan kami tidak segera ditanggapi, kami akan terus melanjutkan aksi unjuk rasa. Kami tidak akan berhenti! Korban meninggal dunia dan korban yang masih terbaring dengan keadaan koma masih menunggu keadilan dari kalian."

(Dikutip dari novel Bendera Setengah Tiang karya Annisa Lim, halaman 160)

"Tanpa susah payah menegakkan badan Alan, mereka langsung menyeretnya. Tubuhnya lalu diempas sebelum suara pintu disusul jeruji ditutup. Nafas Alan terengah-engah, sebagian merasa was-was, sebagian lagi menahan rasa sakit yang semakin menanjak sekujur tubuhnya. Belum reda rasa ngilunya, Alan dipaksa duduk di kursi entah masih bisa disebut empuk atau tidak karena terasa keras saat diduduki."

(Dikutip dari novel Bendera Setengah Tiang karya Annisa Lim, halaman 172)

Berdasarkan kutipan di atas, dapat kita ketahui bahwa unsur politik sangat melekat di novel ini. Dari kutipan tersebut dapat kita lihat juga betapa semangat nya para GEMARAN untuk mendapatkan suatu keadilan bagi mahasiswa yang menjadi korban pelecehan di Universitas Veteran. Bahkan GEMARAN rela kalau nyawa mereka yang menjadi taruhannya.

3. Unsur budaya 

Unsur budaya tidak dapat dipisahkan dari kajian sosiologi sastra. Dalam novel ini unsur budaya Jawa digambarkan oleh pengarang, terbukti dengan adanya percakapan menggunakan bahasa Jawa. Tokoh yang menggunakan bahasa jawa tersebut ialah asisten rumah tangga Alan (salah satu anggota GEMARAN). Seperti pada kutipan berikut.

"Yo podo wae"

"Opo maneh nang supermarket"

"Mbah iki wes tuwo, Cah Ganteng. Wes ora iso mlaku-mlaku terus."

"Ora sudi aku punya anak bungsu koyok awakmu."

(Di kutip dari novel Bendera Setengah Tiang karya Annisa Lim, halaman 94)

"Wes, ojo nelongso ngono"

"Ndak usah keksusu, sing penting selamat, yo"

(Dikutip dari novel Bendera Setengah Tiang karya Annisa Lim, halaman 97)

Berdasarkan kutipan di atas dapat kita ketahui bahwa budaya Jawa juga ditonjolkan oleh pengarang dalam novel tersebut.

Analisis sosiologi sastra pada novel Bendera Setengah Tiang dapat ditelaah berdasarkan konflik percintaan, dalam hal ini dijelaskan oleh pengarang konflik percintaan antara Aidan, Kanala dan Genta; konflik politik, dalam novel ini konflik politik menjadi pembahasan utama, karena didalamnya terdapat banyak sekali adegan kekerasan, ketidakadilan, dan pelecehan; dan yang terakhir unsur budaya, dimana pengarang menyajikan sedikit percakapan yang menggunakan bahasa Jawa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun