Mohon tunggu...
Korwil Brigade PII Banten
Korwil Brigade PII Banten Mohon Tunggu... Jurnalis - Dikelola Oleh Pjs. Komandan Brigade PII Banten Hery Yuanda

Akun berita terlengkap seputar kegiatan Brigade Pelajar Islam Indonesia atau PII dan Rilis Resmi kegiatan PII

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menghadapi Tantangan dalam Belajar dan Pembelajaran

14 Agustus 2024   00:03 Diperbarui: 14 Agustus 2024   00:54 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta Pendidikan Instruktur Dasar PW PII Jabar (Foto : Hery)

Dalam konteks pendidikan masalah belajar dan pembelajaran meliputi kesenjangan akses pendidikan, perbedaan gaya belajar, tantangan pengunaan teknologi, faktor psikologis siswa, kurangnya motivasi belajar, kurangnya keterlibatan siswa, beban belajar yang berlebihan, kurangnya dukungan dan bimbingan. Memahami isu-isu ini penting untuk meningkatkan efektivitas pendidikan dan hasil belajar. 

Proses belajar dan pembelajaran adalah inti dari pendidikan yang efektif. Meskipun keduanya sangat penting, banyak tantangan dan masalah yang sering muncul, baik dari sisi peserta didik maupun dari sisi pengajar. Memahami dan mengatasi masalah-masalah yang sudah dijabarkan diatas sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan berhasil. Artikel ini akan mengulas beberapa masalah umum dalam belajar dan pembelajaran baik dari segi Faktor Eksternal ataupun Faktor Internal kemudian menawarkan solusi untuk mengatasinya. 

Faktor Internal

1. Kurangnya Motivasi Belajar

   Motivasi adalah dorongan internal yang mendorong seseorang untuk belajar. Ketika siswa tidak termotivasi, mereka cenderung kurang fokus, mudah bosan, dan tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti materi yang tidak menarik, metode pengajaran yang monoton, atau kurangnya pemahaman akan relevansi materi dalam kehidupan mereka.

   Pengajar harus berusaha untuk mengaitkan materi pelajaran dengan minat siswa dan kehidupan nyata mereka. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi seperti diskusi, atau penggunaan teknologi dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa. Selain itu, memberikan apresiasi dan umpan balik positif juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Perbedaan Gaya Belajar

   Setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada yang lebih mudah belajar melalui visual, auditori, kinestetik, atau baca-tulis. Jika metode pengajaran yang digunakan tidak sesuai dengan gaya belajar siswa, proses belajar mereka bisa terganggu.

   Pengajar perlu mengenali dan mengakomodasi berbagai gaya belajar di kelas. Ini bisa dilakukan dengan menyediakan materi dalam berbagai format, seperti menggunakan gambar, video, diskusi lisan, dan aktivitas praktis. Dengan demikian, setiap siswa dapat belajar dengan cara yang paling sesuai untuk mereka.

3. Kurangnya Keterlibatan Siswa 

   Siswa yang tidak terlibat dalam proses belajar sering kali hanya menjadi pendengar pasif dan tidak aktif berpartisipasi. Hal ini dapat mengakibatkan pemahaman yang dangkal terhadap materi dan kurangnya kemampuan berpikir kritis. 

   Untuk meningkatkan keterlibatan siswa, pengajar bisa menggunakan pendekatan yang lebih interaktif seperti diskusi kelompok, simulasi, atau proyek berbasis masalah. Memberikan ruang bagi siswa untuk bertanya, berdiskusi, dan berbagi pendapat juga dapat membuat mereka merasa lebih terlibat dan dihargai dalam proses pembelajaran.

4. Kurangnya kemampuan atau psikologi siswa itu sendiri

Rendahnya kapasitas/intelegensi anak didik (bersifat kognitif atau ranah cipta) juga mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran. Labilnya emosi dan sikap (bersifat afektif atau ranah rasa).  Misalnya, anak yang sedih akan kacau pikirannya dan akan sulit untuk berkonsentrasi. Sedangkan, hubungan kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik. Terganggunya alat-alat indra (bersifat psikomotor) seperti buta, tuli, bisu, dan sebagainya juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa. 

Kemudian jika dia sakit dan yang sakit tentunya akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensorik dan motoriknya lemah. Bisa juga dialami pada anak yang kurang sehat sebab ia mudah capek, pusing dan daya konsentrasinya hilang sehingga pikirannya terganggu. Tidak adanya bakat yang sesuai dengan pelajaran tersebut juga mempengaruhi karena seseorang akan mudah mempelajari apa yang sesuai dengan bakatnya.

Faktor Eksternal

5. Beban Belajar yang Berlebihan

   

   Terlalu banyak tugas atau materi yang diberikan dalam waktu singkat dapat membuat siswa merasa kewalahan. Ini tidak hanya mengurangi efektivitas pembelajaran tetapi juga bisa menyebabkan stres dan kelelahan.

   Penting bagi pengajar untuk mengatur beban belajar secara seimbang dan realistis. Materi harus disampaikan secara bertahap dengan penekanan pada kualitas pemahaman daripada kuantitas tugas. Jeda yang cukup untuk istirahat dan refleksi juga penting untuk membantu siswa mencerna informasi yang telah dipelajari.

6. Kurangnya Dukungan dan Bimbingan

   

   Siswa yang tidak mendapatkan bimbingan yang memadai, baik dari guru maupun lingkungan keluarga, bisa mengalami kesulitan dalam proses belajar. Mereka mungkin merasa bingung, tidak tahu harus mulai dari mana, atau merasa tidak ada yang mendukung usaha belajar mereka.

   Guru harus menyediakan bimbingan yang jelas dan mendukung siswa dalam setiap langkah belajar mereka. Selain itu, mendorong keterlibatan orang tua dalam proses belajar anak di rumah juga dapat memberikan dukungan tambahan. Program mentoring atau tutoring juga bisa menjadi solusi untuk siswa yang membutuhkan bimbingan ekstra.

7. Faktor Orang Tua

Faktor keluarga merupakan pusat pendidikan utama dan pertama. Tetapi juga bisa menjadi faktor penyebab kesulitan belajar. Yang termasuk faktor ini adalah cara mendidik orang tua yang tidak/kurang memperhatikan. Pendidikan anaknya dan bimbingan orang tua yang salah akan menjadi penyebab kesulitan belajar. karena segala yang diperbuat orang tua tanpa didasari akan ditiru oleh anak-anaknya.

Hubungan orang tua dan anak yang kurang baik juga akan mempengaruhi. Faktor ini sangat penting sekali dalam kemajuan belajar anak. Yang dimaksud hubungan disini adalah kasih sayang, penuh pengertian atau perhatian. Karena, dengan kasih sayang tersebut akan memberikan dan menimbulkan mental yang sehat bagi anak.

Keadaan ekonomi keluarga yang kurang mampu, yang mana orang tua akan merasa berat untuk mengeluarkan biaya juga akan menimbulkan kurangnya alat belajar, dan juga tidak mempunyai tempat belajar yang baik bagi anak. 

Ekonomi keluarga yang berlebihan (berlimpah ruah) juga bisa menjadi salah satu faktor. Karena dengan adanya harta melimpah dari orang tua mereka itu akan enjadikan mereka segan belajar karena terlalu banyak bersenang-senang. Mungkin juga karena terlalu dimanjakan oleh orang tuanya dan juga terlena dengan segala fasilitas yang ada.


8. Faktor Lingkungan Sekolah

Guru dapat menjadi penyebab kesulitan belajar, apabila Guru tidak qualited, baik dalam pengambilan metode yang digunakan atau dalam mata pelajaran yang dipegangnya. Hal ini bisa saja terjadi karena vak yang dipegangnya kurang sesuai, hingga kurang menguasai, lebih-lebih kalau kurang persiapan, sehingga cara menerangkannya kurang jelas, sukar dimengerti oleh murid-muridnya. Hubungan guru dan murid kurang baik juga jadi pengaruh. Hal ini bermula pada sifat dan sikap guru yang tidak disenangi oleh murid- muridnya. Sehingga menghambat perkembangan anak dan mengakibatkan hubungan guru dengan murid kurang baik. 

Kondisi gedung yang kurang memenuhi persyaratan. seperti ruangan yang tidak ada ventilasinya, dinding yang kotor, dan sebagainya yang menyebabkan ketidak-nyamanan, dan juga keadaan gedung yang dekat dari tempat keramaian (pasar, pabrik, dll) sehingga menyulitkan konsentrasi dalam belajar.

Masalah-masalah dalam belajar dan pembelajaran adalah tantangan yang umum dihadapi di dunia pendidikan. Namun, dengan pendekatan yang tepat dan upaya kolaboratif antara pengajar, siswa, dan orang tua, banyak dari masalah ini dapat diatasi. Penting untuk selalu mencari solusi yang inovatif dan responsif terhadap kebutuhan individu siswa, karena setiap siswa memiliki potensi untuk sukses jika diberikan dukungan yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun