"Sampai sekarang mama masih pulang kok, Ra. Hanya saja mama pulang ke rumah Tante Ana. Dan mama rasa sikap mama ini lebih baik ketimbang harus bercerai dengan papamu."Â
"Mama tersiksa? Kenapa tak pernah cerita?" Aku memeluk mama dengan erat, menebus lunas semua rindu yang selama ini kami simpan.Â
"Satu-satunya hal yang membuat mama tersiksa adalah menahan rindu untuk bisa bertemu kalian."Â
"Ma, mama tak perlu selalu menjadi pahlawan buat Nara dan Aiko. Sekarang Nara paham kenapa mama tak pernah ingin kembali. Nara yakin, Aiko juga pasti akan paham."Â
"Mama hanya tak punya kekuatan untuk menyudahi semua. Mama takut kalian menyalahkan mama." Tiba-tiba air mata mulai turun membasahi wajah mama.Â
"Kalian adalah bagian terpenting di hidup mama."Â
"Mama sudah berjuang dengan sangat baik untuk Nara dan Aiko. Mama bertahan menghadapi Nenek dan semua keluarga papa yang selalu merongrong dan memojokkan mama. Mama tak mengeluh waktu papa tak bekerja dan tak menafkahi mama. Dan belakangan ketika papa bekerja kembali, papa justru memberikan nafkahnya untuk perempuan lain, mama pun masih coba bertahan, malahan mama yang mengirimi kami nafkah untuk keperluan kami termasuk biaya pendidikan kami. Sudah, Ma. Sudah cukup. Nara nggak terima mama diperlakukan seperti ini. Mama bukan malaikat, dan mama nggak perlu menjadi malaikat."Â
"Mama nggak mau kalian benci sama papa. Mama nggak mau kalian benci sama nenek dan keluarga papa yang lain. Mama mau luka ini selesai di mama. Jalani hidup kalian tanpa luka batin yang kalian dapat dari pengalaman orang tua kalian. Selama mama masih bernapas, mama janji, mama akan mengantar kalian menjemput mimpi kalian. Tak perlu hiraukan yang lain. "Â
Mama membiarkan dirinya disalahpahami tanpa perlawanan selama ini. Berdiri tegak menjaga mahkotanya agar tak jatuh tanpa dukungan siapapun. Aku dan Aiko bahkan pernah memojokkannya dan tak menerima keputusannya. Dan mama tak sama sekali membuka luka yang disimpannya begitu rapi.Â
"Mama sekarang sedang lanjutin pendidikan lagi loh, Ra. Sudah semester tiga akhir. Kamu kapan mau lanjut S2-mu? Ayok dong buruan rencanain S2-mu, selagi mama masih sehat dan bisa biayai kuliahmu, Ra."Â
"Ma, Nara sekarang sudah kerja. Nara bisa bertanggung jawab sama diri Nara sendiri. Bahkan cukup untuk membiayai pendidikan dan latihan taekwondo Aiko."Â