"Dokter lebih paham. Lakukan saja tugas dokter, selebihnya biar tangan Tuhan yang bekerja." Julia memberi persetujuan.
Delima masih belum juga membuka matanya sejak kejang tadi. Dokter bilang, pasca kejang, hal seperti ini memang wajar. Penderita akan merasa kelelahan dan tidur begitu dalam.
Puput sabar menunggu Julia sampai selesai dengan doa Rosario-nya. Dia tak ingin mengganggu sahabatnya itu. Puput bisa merasakan begitu dalamnya harapan dan iman Julia.
***
"Delima positif epilepsy." Dokter membacakan hasil EEG Delima.
Air mata Julia tumpah. Dia tak pernah sedikit pun mengira anaknya yang begitu lincah akan menderita epilepsy.
"Penderita epilpesy tetap bisa hidup normal. Masa pengobatan dua tahun. Setahun kemudian, akan ada test EEG kembali untuk melihat perkembangannya. Sepanjang masa pengobatan, Delima tidak boleh kejang kembali. Kapanpun selama masa pengobatan dia kejang, pengobatan akan kembali dari awal. Perlu dua tahun untuk bisa dapat status bebas kejang."
Sudah hilang semua kebahagian Julia.
"Ma, suster bilang kita boleh pulang, ya hari ini?" Delima kembali berceloteh.
"Iya, sayang. Tapi kita tunggu Tante Puput jemput, ya."
Delima mengangguk. Dia memang anak yang bijak.