Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pertanian Organik, "Jalan Ninja" Ketahanan Pangan yang Penuh Tantangan

16 Oktober 2024   17:17 Diperbarui: 16 Oktober 2024   17:20 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut, mengingat konversi ke pertanian organik membutuhkan waktu panjang sampai produksi benar-benar optimal, petani harus dilatih menabung untuk membangun Dana Darurat yang berguna pada saat-saat produktivitas berkurang. Petani juga dapat diberikan pelatihan-pelatihan keterampilan lain yang bisa memberikan pendapatan tambahan. Untuk pendampingan ini dibutuhkan peran lembaga mitra seperti NGO, perbankan atau koperasi.

Kiat lain yang bisa ditempuh adalah konversi lahan ke pertanian organik secara bertahap agar masih ada lahan yang dikelola dengan pertanian konvensional untuk menopang ekonomi petani. Tapi kiat ini mengasumsikan petani memiliki beberapa lahan pertanian yang bisa dimanfaatkan.

Wasana kata

Banyak tantangan dalam mewujudkan pertanian organik di tengah masyarakat kita. Tantangan utama adalah sudut pandang untung rugi, atau pikiran jangka pendek terhadap tawaran pertanian organik. Tapi bila berpikir jangka panjang ketahanan pangan juga untuk masa depan bumi, pertanian organik adalah "jalan ninja" yang harus didukung dan dilewati bersama. Untuk itu dibutuhkan kolaborasi dengan banyak pihak, sehingga pertanian organik lebih masif dilakukan dan konsumsi produk organik semakin menjadi gaya hidup masyarakat. Dengan demikian pertanian organik semakin menjadi gerakan yang memberi kontribusi bagi peradaban kita, demi bumi yang lebih baik. (PG)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun