Berikut, mengingat konversi ke pertanian organik membutuhkan waktu panjang sampai produksi benar-benar optimal, petani harus dilatih menabung untuk membangun Dana Darurat yang berguna pada saat-saat produktivitas berkurang. Petani juga dapat diberikan pelatihan-pelatihan keterampilan lain yang bisa memberikan pendapatan tambahan. Untuk pendampingan ini dibutuhkan peran lembaga mitra seperti NGO, perbankan atau koperasi.
Kiat lain yang bisa ditempuh adalah konversi lahan ke pertanian organik secara bertahap agar masih ada lahan yang dikelola dengan pertanian konvensional untuk menopang ekonomi petani. Tapi kiat ini mengasumsikan petani memiliki beberapa lahan pertanian yang bisa dimanfaatkan.
Wasana kata
Banyak tantangan dalam mewujudkan pertanian organik di tengah masyarakat kita. Tantangan utama adalah sudut pandang untung rugi, atau pikiran jangka pendek terhadap tawaran pertanian organik. Tapi bila berpikir jangka panjang ketahanan pangan juga untuk masa depan bumi, pertanian organik adalah "jalan ninja" yang harus didukung dan dilewati bersama. Untuk itu dibutuhkan kolaborasi dengan banyak pihak, sehingga pertanian organik lebih masif dilakukan dan konsumsi produk organik semakin menjadi gaya hidup masyarakat. Dengan demikian pertanian organik semakin menjadi gerakan yang memberi kontribusi bagi peradaban kita, demi bumi yang lebih baik. (PG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H