Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pertanian Organik, "Jalan Ninja" Ketahanan Pangan yang Penuh Tantangan

16 Oktober 2024   17:17 Diperbarui: 17 Oktober 2024   02:54 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari segi biaya, pertanian organik bisa menghabiskan cost yang lebih besar, khususnya terkait biaya tenaga kerja dalam perawatan tanaman pangan, serta pengadaan pupuk dan pestisida jika sumber bahan bakunya terbatas. 

Membuat sendiri bisa jadi alternatif, tapi tetap membutuhkan effort dan sumber daya lebih jika luas lahan pertaniannya cukup besar. Ini yang membuat harga produk pertanian organik biasa lebih tinggi dibanding produk pertanian konvensional.

Belum lagi bicara pasar (pembeli) pertanian organik yang belum seluas pasar pertanian konvensional. Jadi harga lebih mahal tapi pembelinya lebih sedikit. Bandingkan dengan pertanian konvensional yang lebih praktis, lebih murah dengan segmen pasar yang lebih luas.

Tantangan-tantangan inilah yang membuat penerapan pertanian organik tidak selalu berjalan sesuai harapan. Walaupun demikian, pertanian organik tetap harus menjadi perhatian dan mendapat dukungan kita bersama demi ketahanan pangan yang berpihak pada kelestarian lingkungan.

Pertanian organik membawa manfaat dan kebaikan untuk tanah dalam jangka panjang. Seperti sudah dipaparkan di atas, proses konversi ke pertanian organik tidak serta merta membuahkan hasil. 

Butuh waktu bertahun-tahun bagi tanah yang sudah mengandung banyak residu pupuk kimia untuk kembali pulih. Tapi seiring penggunaan pupuk organik seperti kompos dan pupuk kandang, mikroorganisme yang berperan dalam menjaga kesuburan tanah juga kembali hidup dan bertumbuh. Dengan demikian tanah kembali produktif dan siap menopang pertumbuhan tanaman pangan dalam jangka panjang. 

Berbeda dengan tanah yang terus-menerus diberi pupuk kimia. Semakin lama tanah akan semakin jenuh sehingga butuh pemupukan yang lebih banyak. Hal ini menyebabkan ketergantungan petani pada pupuk kimia dan juga memperburuk kondisi tanah.

Masalah lain adalah kecenderungan resistensi hama terhadap pestisida kimia. Contohnya peningkatan resistensi Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens) terhadap insektisida yang dilaporkan terjadi di banyak lahan pertanian di pulau Jawa.

Kekebalan hama ini disebabkan penggunaan pestisida yang berlebihan dan penggunaan pestisida jenis tertentu dalam waktu lama, sehingga hama belajar lebih kebal dengan menyesuaikan metabolisme tubuhnya untuk mendegradasi racun tersebut. Dampaknya akan berbeda jika menggunakan cara alami untuk mengusir hama, misalnya dengan pestisida organik atau predator alami hama.

Masalah berikut adalah efeknya untuk kesehatan kita. Bagaimanapun juga, penggunaan pestisida kimia akan meninggalkan residu pada tanaman. Sehingga dengan konsumsi dalam waktu lama, residu bahan-bahan kimia ini akan ikut terakumulasi di dalam tubuh kita.

Jadi apa yang harus dilakukan?

Tidak mudah memang memasyarakatkan pertanian organik. Tapi untuk ketahanan pangan dalam jangka panjang dan kelestarian lingkungan serta bumi kita, kita bersama harus menempuh "jalan ninja" ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun