Setelah percakapan selesai, Bono mengelus dadanya lega. Dia benar-benar lupa segera mengabari Asmuni. Padahal rapat sore tadi berlangsung singkat saja, karena mayoritas pejabat parpol memang menentang rencana mengusung Asmuni sejak awal.
Asmuni dengan berat melangkahkan kakinya masuk ke kamar tidur. Pupus sudah cita-citanya menjadi orang nomor 1 di ibu kota. Isterinya ikut prihatin dan mencoba membuatnya lebih tenang dengan kata-kata penguatan.
"Siapa sih tadi, Pah?" tanya istri Bono begitu Bono kembali menghempaskan tubuhnya di pembaringan.
"Bukan siapa-siapa, Mah. Biasa, orang-orang minta jatah. Sebentar lagi kan musim Pilkada. Ayuk, tidur lagi," sahut Bono sambil membalikkan badan memunggungi istrinya. Tidak lama kemudian suara dengkurannya kembali terdengar. Telepon barusan jadi serasa iklan yang numpang lewat saja.
---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H