Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dag Dig Dug Menanti Kabar

27 Agustus 2024   20:57 Diperbarui: 27 Agustus 2024   20:58 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bono, Sorry mengganggu. Ini masih rapat ya?" suara Asmuni terdengar.

Hah, Asmuni? Sial! Bono memaki dirinya sendiri dalam hati. Dia lupa sekali memberi kabar pada kawannya yang satu itu. Dia pun segera menegakkan posisi duduknya dan mengatur kembali intonasi suaranya.

"Baru aja selesai, Bro. Wah, rapatnya alot sekali. Eh, saya telepon tiga menit lagi ya. Ditunggu, Bro,"

"Oke, siap, siap,"

Telepon terputus. Jantung Asmuni semakin berdebar-debar. Sementara itu, Bono meneguk air putih dalam gelas besar yang diletakkan di atas meja rias sambil memikirkan kata-kata yang akan disampaikannya. Setelah menemukan rangkaian kata yang tepat, dia pun kembali melakukan panggilan ke nomor Asmuni

"Bagaimana jadinya, Bro?" tanya Asmuni di ujung telepon.

Bono mengembuskan napas panjang dengan berat. "Well, mohon maaf sebesar-besarnya, Bro. Saya dan teman-teman sudah berjuang sekuat-kuatnya. Pada akhirnya Ibu Ketum lebih condong ke suara yang kontra. Jadi... kamu tidak jadi diusung partai. Sekali lagi, mohon maaf."

Kini giliran Asmuni yang mengembuskan napas panjang dan berat. "Jadinya siapa yang akan diusung partai?" tanyanya lagi.

"Sudah ada beberapa kandidat, tapi belum ada yang definitif. Masih akan diputuskan lebih lanjut dalam satu atau dua hari ini. Pembahasan nama kamu yang memang benar-benar menyita agenda pembahasan malam ini, Bro," sahut Bono. "Partai akan merilis informasi resminya segera."

"Baiklah, Bro. Terima kasih banyak ya informasinya."

"Siap. Selamat beristirahat, Bro,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun