Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ransomware

3 Juli 2024   19:50 Diperbarui: 3 Juli 2024   20:18 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh Etienne Marais dari Pixabay

Di ujung malam, Bapak Menteri Urusan Komunikasi sedang bermimpi buruk. Dia dikejar-kejar monster yang mengerikan. Monster itu memiliki rupa seperti gorila dengan belasan mata merah mengerikan memenuhi seluruh wajahnya. Ekornya yang panjang berputar-putar di udara seiring hentakan kaki-kakinya saat mengejar sosok Pak Menteri.

Pak Menteri berlari kencang. Tapi secepat apapun dia berlari, monster itu selalu bisa mengejarnya. Mendaki bukit, menuruni lembah, menyembunyikan diri di antara rimbunnya pepohonan, tidak banyak membantu karena monster itu selalu bisa menemukan dan menyusulnya.

Akhirnya setelah berlari sekian lama, Pak Menteri menyerah. Dia sudah kehabisan napas, kehabisan tenaga dan duduk ketakutan bercampur pasrah di kaki tebing bebatuan. Monster itu kini berdiri dengan jarak sangat dekat dengannya. Saking dekatnya, Pak Menteri bisa merasakan tarikan dan embusan napas monster mengerikan itu.

Si monster mengamati Pak Menteri lekat-lekat dari ujung rambut sampai ujung kaki. Napasnya memburu karena kegirangan melihat mangsanya sudah tidak berdaya di depan mata.

"Ja... jangan! Jangan makan saya, Tuan Monster," pinta Pak Menteri dengan suara serak karena putus asa.

"Hah? Tuan Monster!? Namaku Ransomware, Pak Tua! Hahahaha," seru si monster. Suaranya berat dan lantang.

Pak Menteri terkejut. Ternyata monster itu bisa bicara seperti manusia. Tapi yang lebih membuatnya terkejut adalah nama monster itu. Saking terkejutnya, Pak Menteri lalu jatuh tidak sadarkan diri.

Saat terbaring di tanah, dia kembali bermimpi. Di dalam mimpinya dia berada di bawah bulan purnama, dikelilingi padang sabana yang luas.

"Mau ke mana, Pak Tua? Hehehehe!"

Monster mengerikan tadi tahu-tahu muncul tidak jauh di hadapannya lalu kembali mengejarnya. Pak Menteri segera berbalik dan berlari, tapi kakinya terantuk batu dan jatuh berdebum dengan keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun