Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ransomware

3 Juli 2024   19:50 Diperbarui: 3 Juli 2024   20:18 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh Etienne Marais dari Pixabay

Pak Menteri meregangkan tangannya, lalu beranjak dari tempat tidur dan berjalan ke arah meja. Di situ ada gelas air putih setengah terisi. Dia membuka tutup gelas dan meneguk isinya sampai habis.

Ada-ada saja mimpi semalam, batinnya.

Tiba-tiba terdengar suara derak kayu patah. Pak Menteri terkejut dan mencari asal suara itu. Sepertinya berasal dari lemari pakaian di pojok kamar. Dia mendekat sambil memicingkan mata.

Jantung Pak Menteri hampir lompat keluar, ketika pintu lemari terbuka dan wajah mengerikan muncul dari dalam. Wajah itu masih sangat lekat di ingatan, wajah monster dengan belasan mata merah.

"Ssst..., Pak Tua!," bisiknya. "Mana kunci peraknya?"

Mata dan mulut Pak Menteri membulat. Kunci perak? Bukannya tadi itu hanya mimpi? 

Pikirannya campur aduk dan berputar-putar, lalu kembali jatuh tidak sadarkan diri.

-----

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun