"Ini kunci pintu untuk keluar dari labirin mimpimu, Pak Tua. Dimulai dari pintu di belakang itu. Setiap kali selesai membuka sebuah pintu, kamu harus segera mencari pintu lain yang akan mengantarmu semakin dekat dengan dunia nyata. Paham?"
"Hmm... oke."
"Ini ambil kuncinya, lalu pergilah cepat sebelum pintu-pintu itu menghilang," sambung Ransomware lagi.
"Hah? Pintunya bisa menghilang?"
"Iya, makanya cepat!"
Pak Menteri pun tergopoh-gopoh meraih kunci di atas telapak tangan Ransomware lalu bergegas membuka pintu kayu di belakangnya.
Ransomware benar. Setelah pintu kayu itu terbuka, Pak Menteri masuk ke sebuah koridor yang panjang. Di ujung koridor, terpampang sebuah pintu lain berwarna merah tua. Pak Menteri berlari cepat-cepat menuju ke pintu merah tua itu. Dengan menggunakan kunci yang sama, dia membuka pintu tersebut.
Pintu terbuka dan kini Pak Menteri berada di sebuah taman penuh bunga.
Di mana gerangan pintu berikutnya?
Pak Menteri melangkahkah kakinya di antara rerumputan sambil mengedarkan pandangannya. Ah, ada sebuah pintu putih bersih berdiri di samping pohon apel, tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Dia segera berlari ke pintu itu dan membukanya. Di balik pintu, ada ruangan lain berbentuk aula dengan panggung besar di salah satu sisi dindingnya. Di atas panggung itu ada pintu lain yang sudah menunggu.