"Dia ingkar janji, Pak!" seru politisi pertama sambil menunjuk rivalnya.
"Dia tidak setia, Pak!" balas politisi kedua tidak mau malah.
Politisi ketiga mengembuskan napas panjang sambil geleng-geleng kepala. Dia lalu melangkah di antara kedua politisi dan memberi wejangan.
"Ingkar janji. Tidak setia ... Mengapa harus berkelahi karena hal-hal itu? Itu kan artinya kalian sudah semakin dewasa sebagai politisi. Justru aneh kalau ada politisi yang setia dan tepat janji. Ayuk baikan lagi. Masih mending kalian berkelahi karena rebutan janda kembang."
Setelah mendengar penjelasan politisi sepuh tersebut, keduanya pun menyadari kesalahan mereka lalu bersalaman sebagai tanda rekonsiliasi.
"Awas ya kalau kalian berantem lagi. Saya ada rapat zoom ini 10 menit lagi," ancam politisi senior sambil meninggalkan ruangan. Â
Setelah bersalaman, mereka berpelukan sambil menepuk punggung masing-masing. Keduanya kini sudah bisa tersenyum damai.
Tapi rupanya ada beberapa pasang mata yang mengintip peristiwa itu dari balik jendela ruangan dengan tatapan kecewa. Ya, mereka adalah para pemimpin redaksi yang baru saja kehilangan berita.
---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H