Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Mengetuk

16 Juni 2023   20:31 Diperbarui: 20 Juni 2023   20:10 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari balik pintu yang tersingkap, Bella memandangku cemas.

"Iya, Bel. Kan sudah aku bilang aku tidak bisa pulang. Rumahku sudah tidak punya pintu lagi," sahutku.

"Duh, kasihan sekali kamu, Don. Di luar sini kan dingin," jawabnya.

Yah, kasihannya baru sekarang, batinku kesal. Tapi kesalnya sedikit saja. Aku masih tersenyum senang karena kali ini pintu Bella benar-benar terbuka. Walau terbukanya masih kecil, ini sebuah progress yang besar.

"Tapi tunggu, tunggu, sebentar," ucapnya lagi. "Kalau rumah kamu sudah tidak punya pintu lagi, bagaimana caranya kamu masuk atau keluar?"

"Well, saat aku tahu kamu ada di sini, aku membuat tangga dari meja, kursi dan perabot lain di dalam rumah. Jadi aku bisa memanjat tembok dari dalam, lalu keluar dengan menjebol atap rumah. Untuk masuk kembali, ya, mungkin sedikit lebih sulit. Tapi,..."

"Sudah, nanti saja dipikirkan, Don. Yang penting kamu masuk dulu. Kasihan kamu sudah terlalu lama di luar."

Bella pun membuka pintu lebih lebar dan segera menarik tanganku ke dalam.

----------- 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun