"Kamu pasti melihat fenomena langit yang aneh akhir-akhir ini? Bintang-bintang semakin sering berguguran." Ratu Demelia membuka percakapan yang lebih serius.
"Benar sekali, Ratu. Aku sebenarnya baru akan berkunjung ke selatan untuk menanyakannya langsung. Apa yang terjadi di atas sana ya? Apa ada perang di antara para Dewa?"
Ratu meletakkan cangkir tehnya sambil menggeleng.
"Bukan, Cleo. Sayang sekali, ini asalnya dari bawah. Dari bumi para manusia."
Cleo mengernyitkan kening kebingungan. "Mengapa bisa?"
Pengawal ratu meletakkan bola kristal ke tengah meja. Dari dalam bola terlihat aneka pemandangan berbagai belahan bumi silih berganti.
"Manusia-manusia di bawah sana semakin tidak peduli pada alam," ucap Ratu Demelia. "Mereka berpikir mereka-lah penguasa bumi, langit dan lautan sehingga memperlakukan alam semena-mena. Lihat apa akibatnya? Hutan dan pepohonan berkurang jumlahnya, tanah menjadi tandus dan gersang, lautan tercemar, udara mengandung racun, banyak hewan-hewan yang kehilangan rumah. Bumi semakin panas, sehingga langit pun ikut merasakan hawa panas itu. Jika kita para peri tidak melakukan sesuatu, keadaan akan semakin parah."
"Betul sekali, Ratu. Yang aku takutkan, jumlah bintang yang berguguran akan lebih banyak dari yang mampu kita lahirkan lagi dari asap-asap periuk bintang kita," sahut Cleo. "Apa yang harus kita lakukan sekarang, Ratu?"
"Kita ikut bertanggungjawab menjaga keseimbangan alam semesta, Cleo, jadi kita harus mulai memberitahu manusia-manusia itu mengenai keseimbangan ini. Bagaimana sebaiknya mereka memperlakukan alam dengan baik, agar alam pun memperlakukan mereka dengan baik. Kita semua punya pengetahuan itu. Masalahnya adalah ... "
"Kita tidak bisa bercakap-cakap dengan manusia seperti ini. Kita tidak kasat mata bagi mereka," sambung Cleo.
Ratu Demelia mengangguk. Tapi dia lalu meneruskan ucapannya dengan intonasi yang lebih kecil, seperti akan memberitahukan sebuah rahasia penting, "Sebenarnya, ada satu, dua, tiga orang manusia yang mampu melihat dan bercakap-cakap dengan kita. Mereka yang memiliki hati yang tulus dan pikiran yang lurus."