Elon memicingkan mata. Kalau tidak salah Opa Hans kan juga sudah lama ditinggal mati istrinya. "Jangan-jangan ..."
"Mama belum pernah cerita, ya," sambung Melia lagi. "Dulu itu Oma kamu pernah cerita sama mama kalau Opa Hans itu sebenarnya cinta pertama Oma saat mereka masih SMA. Tapi cerita tentang itu duluuu sekali. Mama juga masih seumuran kamu. Sayangnya mereka tidak bisa lanjut, karena Opa Hans kuliah dan kerja cukup lama di Jakarta. Saat kembali ke Makassar mereka sudah punya keluarga masing-masing."
"Bisa jadi ya, Ma. Tapi apa iya, Oma masih punya rasa sama Opa Hans? Mereka sudah tua begitu."
"Huss...! Namanya juga cinta, isi hati orang. Siapa yang tahu? Isi hati kamu, anak mama sendiri saja mama tidak tahu. Apa sudah ada anak orang yang diincar-incar? Atau bagaimana."
"Hmm... mama mulai!," sungut Elon. Melia pun terkekeh karena berhasil menggoda anak semata wayangnya itu.
Setelah membiarkan mamanya tertawa puas, Elon pamit duluan ke kamar soalnya dia masih harus menuntaskan pekerjaanya.
Sudah berhari-hari penghuni rumah itu tidak bisa tidur pulas seperti biasanya. Malah malam kemarin kekhawatiran "nasi kuning terakhir" muncul di benak para anak dan cucu. Jadi, semoga malam ini alam semesta menebarkan kedamaian dan kehangatan ke atas rumah Oma Sara.
---
Tamat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H