Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Nasi Kuning Terakhir (1)

21 November 2022   20:46 Diperbarui: 21 November 2022   20:49 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi Kuning Makassar. Gambar dari travel.kompas.com

Papanya yang juga nampaknya baru sampai rumah, mengajak mereka semua untuk bergantian makan malam.

"Bagaimana kabar Oma?" tanya Elon sembari duduk di samping ranjang dan menggenggam telapak tangan omanya.

Oma Sara menyahut dengan hanya membuka mata sebentar untuk melihat sosok Elon lalu kembali menutup matanya dengan lemah.

"Oma sudah makan?" tanyanya lagi. Kali ini pertanyaannya diarahkan ke orang-orang di sekitarnya.

"Iya, Elon," sahut Om Risal. "Buburnya hanya dimakan sedikit. Obat dari dokter Syam juga sudah dimakan tadi."

Elon mengangguk.

Sedih sekali melihat Oma dalam keadaan seperti ini. Biasanya rumah diramaikan dengan celotehan Oma tentang apa saja. Memang kadang dia suka kesal juga dengan pertanyaan-pertanyaan klise Oma seperti pertanyaan kapan dia akan menikah. Umurnya kan baru 26 tahun, masak sudah mikir-mikir berat begitu. Mending fokus mengejar karir dulu.

Tapi jika saat ini bisa memilih, dia lebih memilih mendapat pertanyaan itu setiap hari, dibanding melihat Omanya berada dalam kondisi sakit dan tidak banyak bicara seperti ini.

"Elon, biar tante yang jaga dulu," ucap Tante Dina lalu menyuruh Elon untuk berganti pakaian dan makan malam.

Elon mengiyakan. Tapi saat dia akan beranjak dari situ dan hendak melepaskan tangannya dari tangan Oma, dia merasa genggaman Oma lebih kencang. "Oma?"

Oma Sara membuka matanya lalu bertutur lemah, "Elon ..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun