Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Nasi Kuning Terakhir (1)

21 November 2022   20:46 Diperbarui: 21 November 2022   20:49 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi Kuning Makassar. Gambar dari travel.kompas.com

Sudah seminggu ini Oma Sara -- demikian orang-orang memanggilnya -- terbaring lemah di atas tempat tidur. Anak cucu bertambah sedih karena semangat hidupnya sudah nyaris di titik nadir, susah diminta makan dan minum, tapi ogah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.

"Kalau kalian mau buat saya cepat mati, ayok kita ke rumah sakit!" demikian jawabnya saat Melia, anak bungsunya ngotot memaksanya berobat ke rumah sakit. Melia didaulat 3 saudaranya yang lain karena Melia-lah yang selama ini paling dekat karena tinggal serumah dengan Oma Sara. Tapi alih-alih membuat hati Oma Sara luluh, permintaan itu membuatnya semakin keukeuh ingin di rumah saja. "Kalau kalian sudah tidak mau urus saya lagi, ngomong!" ucap Oma lagi dengan ketus lalu kembali menutup mata dan membalikkan badan. Melia dan saudara-saudaranya pun mundur teratur.

Itu peristiwa yang terjadi kemarin dulu. Oma Sara memang tidak pernah mau dirawat di rumah sakit. Menurutnya suasana rumah sakit yang justru membuat orang-orang jadi semakin sakit. Dokter dan perawat, alat-alat medis, belum lagi dilarang begini-begitu.

Pada usia menjelang kepala delapan, memang bisa dikatakan Oma Sara ini sosok yang kuat. Seumur hidupnya dia baru sekali dirawat lama di rumah sakit. Itupun karena operasi usus buntu puluhan tahun yang lalu. Jika sakit melanda, dia lebih memilih konsumsi obat-obatan herbal. Kalau memang perlu sentuhan medis, dia merasa lebih nyaman diperiksa dokter Syam, dokter keluarga mereka di rumah.

Kepergian Opa 6 tahun yang lalu sempat membuat kondisi kesehatannya juga drop, bahkan sempat diinfus di rumah saat itu.

Tapi dua tiga minggu kemudian Oma sudah bisa recovery dari dukacitanya. Oma dan mendiang Opa memang sejak muda sudah terkenal sebagai pebisnis tangguh. Mereka membesarkan bisnis ekspor kopi dari nol sampai jadi salah satu perusahaan ekspor di Makassar yang sangat diperhitungkan eksistensinya. Jadi untuk urusan jatuh bangun berkelahi dengan kehidupan, mereka sudah terbiasa. Ini yang membantu Oma Sara untuk cepat pulih dan menjalani kehidupan seperti sediakala.

Teladan mereka juga-lah yang membuat anak-anaknya bisa dikatakan berhasil di bidangnya masing-masing. Hery, anak pertama, seorang diaspora dan bekerja sebagai tenaga pengajar di Australia. Yang kedua, Risal, berhasil membangun restoran terkenal di Bali. Anak ketiga bernama Dina, bekerja sebagai dosen di Bandung. Yang bungsu, Melia memiliki usaha toko musik. Melia bersama suaminya, seorang notaris yang selama ini tinggal serumah dengan Oma Sara.

Rumah besar yang mereka tinggali sebenarnya masih sangat layak untuk dihuni 4 keluarga sekalipun. Hanya saja karena yang lain berada di luar kota, rumah besar itu terlihat kontras dengan penghuninya saat ini: Oma Sara, Melia bersama suami dan Elon, putra mereka dan serta satu orang ART.

Ini senja ke delapan sejak Oma Sara terbaring lemah. Semua anaknya sudah berada di Makassar sejak beberapa hari yang lalu. Sayangnya, penyebab kesehatannya menurun belum diketahui secara pasti. Dokter Syam sudah dua kali memeriksanya. Menurut dokter Syam tekanan darahnya cukup rendah dan meresepkan beberapa obat untuk sementara, sambil menunggu perkembangan kondisi kesehatannya.

Suara mesin mobil terdengar dari depan rumah. Itu Elon yang baru saja sampai dari tempat kerja. Setelah memarkir mobil, dia masuk dan langung menuju ke kamar Oma. Di sana sudah ramai. Ada Om Hery, Tante Dina dan suaminya yang sebentar-sebentar keluar kamar untuk menerima telepon. Juga ada Om Risal yang sedang membersihkan meja kecil untuk tempat meletakkan makanan dan minuman. Tadi dia berpapasan dengan mamanya yang sedang mengatur meja untuk makan malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun