Sejauh ingatan saya, pendeklarasian Jokowi menjadi capres PDI-P tahun 2014 yang lalu dilakukan pada bulan-bulan terakhir menjelang deadline dari KPU. Sebelumnya pada setiap kesempatan Jokowi selalu menampik rencana dirinya digadang-gadang menjadi capres dengan dalih masih berfokus pada tugasnya membenahi DKI Jakarta. Saat itu beliau masih menjabat Gubernur DKI. Lagipula sudah ada desas-desus kalau Megawati akan kembali maju jadi capres.
Padahal saat itu Jokowi punya elektabilitas yang kinclong dan dikenal sebagai sosok  media darling. Bisa jadi penyebabnya publik telah melihat gebrakan demi gebrakan yang dilakukan Jokowi saat menjabat sebagai Gubernur DKI.
Meski demikian, Jokowi tidak mau gegabah merespons pertanyaan-pertanyaan awak media tentang keinginannya menjadi capres. Semuanya tetap diserahkan ke mekanisme partai, walaupun pada akhirnya, Jokowi-lah yang disodorkan oleh PDI-P sebagai capres (bersama Jusuf Kalla saat itu sebagai cawapres).
Posisi Jokowi saat itu sebelas dua belas dengan posisi Ganjar Pranowo saat ini. Ganjar juga adalah salah satu kader PDI-P dan selalu memiliki hasil survei elektabilitas yang tinggi. PDI-P mestinya menjadikan fakta tersebut sebagai alasan kuat menjadikan Ganjar sebagai capres. Namun alih-alih menjadikan Ganjar Pranowo sebagai capres, justru yang digadang-gadang adalah sosok Puan Maharani.
Awalnya saya berpikir Puan Maharani yang di-branding sana-sini hanya akan menjadi semacam gimmick politik dari PDI-P sambil mempelajari perkembangan situasi dan kondisi. Tapi semakin ke sini, sosok Puan nampaknya semakin ditonjolkan. Apalagi beberapa waktu terakhir ini, Puan rajin berkonsolidasi dengan petinggi parpol lain dan semakin rajin melakukan perjumpaan dengan masyarakat.
Ganjar Siap Nyapres
Nah, keadaan jadi semakin rumit setelah Ganjar Pranowo mengungkapkan kesediaannya menjadi capres belum lama ini.
"Kalau untuk bangsa dan negara, apa sih yang kita tidak siap," ungkap Ganjar dalam salah satu wawancara yang diunggah kanal YouTube BeritaSatu, Selasa (18/10/2022). "Ketika partai kemudian sudah membahas secara keseluruhan dan dia akan mencari anak-anak bangsa yang menurut mereka terbaik, menurut saya, semua orang mesti siap soal itu," tuturnya, sebagaimana dikutip dari portal kompas.com
Sebelumnya pada setiap kesempatan Ganjar juga selalu mengatakan tunduk pada keputusan partai soal capres 2024.Â
Megawati pun sejak awal sudah mewanti-wanti segenap kader PDI-P agar jangan membuat pernyataan-pernyataan yang bisa memicu polemik tentang kandidat capres dari PDI-P.
Makanya statement kemarin cukup mengejutkan. Memang secara diplomatis Ganjar mengatakan tetap menghormati proses politik di internal partai, apalagi partai saat ini juga sedang membangun komunikasi dan konsolidasi dengan parpol lain.Â
Tapi tetap saja statement yang cukup lugas tersebut menjadi sinyal kuat dari Ganjar yang harus disikapi secara cermat bukan saja oleh PDI-P tapi juga partai-partai lain.
Masih segar di ingatan kita beberapa tokoh PDI-P kerap menyentil Ganjar yang dianggap kemajon (alias kelewatan) terkait dengan sepak terjangnya beberapa waktu lalu.Â
Pada hajatan ulang tahun PDI-P di Semarang tahun lalu, Ganjar tidak berada pada daftar undangan, padahal notabene dia adalah kader partai dan Gubernur propinsi Jawa Tengah. Ini menjadi semacam kode keras dari partai.
Jadi bisa dibayangkan sekarang bagaimana kira-kira reaksi elite PDI-P pada pernyataan blak-blakan dan terkesan offside dari Ganjar tersebut.
Offside atau Taktis?
Di sisi lain, Ganjar mungkin punya perhitungan tersendiri di balik pernyataan siap nyapres tersebut, mengingat belum lama ini Anies Baswedan sudah diusung secara resmi sebagai kandidat capres dari Nasdem.Â
Kita ketahui bersama, Ganjar, Anies Baswedan dan Prabowo selalu berada di tiga besar peraih survei elektablitas capres tertinggi.
Kesediaan Ganjar menjadi capres menjadi sinyal bagi masyarakat bahwa Ganjar pun sudah siap menjadi rival Anies Baswedan (atau Prabowo Subianto) di perhelatan capres sesungguhnya, bukan hanya di kancah survei. Ini menjadi angin segar bagi masyarakat. Semakin banyak kandidat potensial untuk capres semakin baik, bukan?
Di tingkat elite politik, khususnya para petinggi parpol, pernyataan Ganjar ini pun menjadi sinyal bahwa partai harus mematangkan hitung-hitungan politiknya, bagaimana seandainya Ganjar pada akhirnya tidak lagi berada di bawah bendera PDI-P dan bagaimana jika pada akhirnya dia menjadi capres dari PDI-P.
Bagi PDI-P sendiri pernyataan Ganjar ini sebenarnya jadi semacam warning agar PDI-P lekas mengambil sikap resmi terkait nama capres yang diusung, siapapun orangnya.Â
Selama ini secara implisit PDI-P memang mengajukan sosok Puan Maharani. Tapi setelah branding sekian lama, elektabilitasnya juga tidak kunjunga membaik.Â
Memang waktunya masih panjang, tapi Nasdem yang perolehan suaranya kecil saja berani mengambil sikap resmi lebih awal, walaupun ini bisa membawa dampak besar, baik negatif maupun positif bagi Nasdem.
Positifnya, Nasdem sudah punya posisi tawar bagi parpol-parpol lain yang ingin berkoalisi. Nasdem juga akan lebih leluasa melakukan kampanye dan branding politik karena nama Anies Baswedan sudah secara resmi diumumkan sebagai capres.Â
Negatifnya, keputusan ini bisa jadi justru menyandera Nasdem sendiri jika parpol-parpol lain enggan berkoalisi karena punya penawaran lain terkait sosok capres.
Tentu saja, analisis ini hanya valid jika sebelumnya tidak ada komunikasi politik antara PDI-P dan Ganjar Pranowo. Siapa tahu di belakang layar mereka sudah mengatur strategi tertentu.Â
Statement siap nyapres dari Ganjar tersebut adalah "restu" dari PDI-P setelah safari politik yang dilakukan Puan Maharani belum lama ini. Bisa jadi, kan?Â
Bukankah dunia politik sangat cair dan dinamis? Kita tidak bisa serta merta menganggap yang diungkapkan di depan pentas itu sama dengan dinamika yang terjadi di belakang layar.
Jadi bisa saja pernyataan Ganjar itu offside atau malah pernyataan yang taktis. Terlalu dini untuk menyimpulkannya saat ini. Jadi kita tunggu bagaimana jalannya konstelasi politik tanah air yang terjadi pasca pernyataan itu dilemparkan. (PG)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI