Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Prank Harga BBM

4 September 2022   19:20 Diperbarui: 5 September 2022   16:41 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh jp dari pixabay.com

"Rakyat se-Indonesia Raya kena prank!" 

keluh Anto, seorang driver ojol saat sedang mengaso bersama beberapa rekan seprofesi di salah satu posko mereka. Raja siang sedang bersinar dengan pongahnya di atas sana.

"Kasus Ferdy Sambo ya?" tanya Dodi. Hanya dia yang menimpali. Yang lain masih sibuk dengan gawai masing-masing.

"Bukaan. Itu, yang harga bensin. Turun naik gitu."

"Ooh itu."

Anto menatap kawannya dengan heran. "Kamu kok bisa santai begitu?" tanyanya.

"Biasa aja kali. Kita ini rakyat jelata, prank itu sudah makanan sehari-hari."

Anto terdiam sejenak, membenarkan kata-kata kawannya itu dalam hati.

"Hidup itu tempatnya prank, Bro," sambung Dodi lagi. "Masih ingat prank istri kamu, yang katanya dia sudah tidak telepon-teleponan sama mantannya lagi, ternyata masih?"

"Jangan bahas itu lagi dong, Bro! Kami sudah akur sekarang."

"Kalu gitu prank order makanan fiktif, yang sudah bikin kamu rugi hampir setengah juta? Masih ingat?"

"Iyalah, masa lupa."

"Itu baru dua contoh. Coba ingat-ingat lagi deh, pasti masih banyak prank-prank lain."

"Iya sih, Bro."

"Iya, kan. Jadi ... tidak perlu dimasukkan ke hati prank BBM itu. Mana ada politisi yang bisa dipegang janji-janjinya."

"Eh, ternyata kamu pinter juga ya, Bro," puji Anto. "Perasaan kamu juga gak selesai dulu kuliahnya."

"Sst... tahu nggak? Aku ini intelijen yang lagi nyamar jadi tukang ojek," Dodi menurunkan volume suaranya.

Anto terbelalak. "Serius!?"

Dodi pun tertawa terbahak-bahak. "Kamu tuh memang gampang kena prank ya," ucapnya di sela-sela tawa.

"Assemm! Aku pikir beneran. Udah ah. Ini ada orderan masuk. Mending cabut daripada ngomong gak jelas di sini," ucap Anto sembari membalas notifikasi di layar gawainya.

Dodi menepuk-nepuk bahu kawannya.

"Nah, gitu dong. Mau BBM naik kek, turun kek, tetap kek. Kita harus tetap ngejar rejeki."

Tak lama kemudian keduanya berpisah. Orderan dari penumpang lain juga masuk ke gawai Dodi. Setelah pamit pada kawan-kawan driver ojol yang masih ngaso, dia dan sepeda motornya pun melebur bersama kepadatan lalu lintas ibu kota.  

---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun