Selimut yang sudah terlipat rapi dalam bungkusan kini berpindah tangan dari Cindy ke Hari. Hari menggeleng.
"Nanti kalau butuh yang lain, saya kabari lagi."
"Baik, Pak." Cindy mengatupkan kedua telapak tangan di depan dadanya dengan sopan.
Hari pun kembali ke tempat duduknya dengan gontai. Sebagian dirinya mengutukinya habis-habisan. Ini bisa jadi kesempatan sekali seumur hidup. Paling tidak biarkan Cindy mengenalnya sebagaimana layaknya dua orang kawan lama yang baru bertemu lagi.
Tapi sebagian dirinya yang lain tetap bergeming. Sudahlah! kalau memang jodoh pasti akan ketemu kembali.
Jodoh? Iya, sayangnya Cindy sudah jadi jodoh orang.
Ambyar!Â
---Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H