Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pawang Hujan Salah Lokasi

22 Maret 2022   20:18 Diperbarui: 24 Maret 2022   07:33 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Paijo! Kamu masih simpan nomor Mbah Zebubu, pawang hujan nomor 1 sedunia?"

"Ya, Tuan. Masih. Bagaimana?"

Senyum Tuan Baron semakin lebar. Dia pun memberi instruksi agar Paijo meminta Mbah Zebubu mengirimkan hujan lebat ke atas sirkuit balap sore nanti. Balapan akan digelar jam 3 siang, jadi Mbah Zebubu sudah harus beraksi sebelum itu. Masalah tarif, seperti biasa, tidak ada masalah. Yang penting balapan gagal digelar, dia bersedia membayar berapapun tarifnya.

"Bagaimana, Paijo? Sudah jelas?" Tuan Baron mengonfirmasi kembali setelah mengakhiri instruksinya.

"Iya, Tuan. Clear! Ini saya segera telepon Mbah Zebubu."

Pembicaraan pun diakhiri. Tuan Baron tidak sabar menunggu sore nanti tiba.

Entah apa yang dibicarakan Paijo dan Mbah Zebubu. Yang jelas sejak jam 2 siang mendung gelap menyelimuti langit di atas sirkuit balap. Tak lama kemudian hujan lebat pun turun.

Berbeda dengan pagi tadi, Tuan Baron sore ini terlihat begitu antusias menonton TV. Dalam tayangan tersebut terlihat panitia penyelenggara menatap ragu ke langit yang menumpahkan hujan begitu deras. Kabar penundaan balapan pun mulai disebut-sebut reporter dari lokasi.

Mbah Zebubu minta DP, Tuan. 

Demikian chat dari Paijo yang masuk ke gawai Tuan Baron. Dia pun membalas secepat kilat pesan tersebut.

Boleh. Kirim setengah dulu. Nanti lagi baru kirim sisanya. Hubungi Dewi ya untuk transfer dananya, balas Tuan Baron menyebut nama manajer keuangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun