"Oke oke."
Mereka pun berdiri bersisian. Tasya menjulurkan tangannya yang memegang HP sejauh mungkin dan menghidupkan kamera depan untuk mengambil gambar mode swafoto. Lorenza sedikit menunduk agar lebih sejajar dengan wajah Tasya di mata kamera.
Setelah dua kali jepret, Tasya pun kembali berdiri di depan Lorenza dan mengucapkan terima kasih.
"Kamu gak malu ya foto sama Kakak?" tanya Lorenza.
"Tidak, Kak. Kakak itu famous banget," sahut Tasya sambil memasukkan kembali HP ke dalam tasnya.
"Bukan. Maksud kakak, gak malu foto ya sama mantan koruptor seperti kakak ini?" Lorenza terdengar begitu berat mengungkapkan pertanyaan itu.
Tasya berpikir sejenak, lalu menyahut, "Kakak kan sudah menyelesaikan hukumannya. So, sekarang status kita, ya sama saja, Kak, menurutku. Lagipula semua orang pasti punya kesalahan kok, Kak."
Jawaban Tasya itu sangat menyentuh. Mata Lorenza mendadak terasa hangat. Sebenarnya dia ingin memeluk gadis kecil itu, tapi Tasya sudah keburu berpamitan. Jadi yang dilakukan Lorenza hanya membalas lambaian tangan Tasya yang kemudian menghilang di balik rak dagangan.
***
Jika sore itu hujan turun malu-malu, tidak demikian dengan keesokan paginya. Hujan turun begitu deras mengguyur kota.
Ini membuat Lorenza ingin bermalas-malasan lebih lama di bawah selimut. Tapi telepon dari salah satu kawannya tak urung membuyarkan keinginannya itu. Kawannya memintanya mengecek media sosial Instagram karena fotonya bersama salah satu anak cewek jadi foto yang viral di sana.