Aku seperti seorang Putri di hari kasih sayang. Tapi setelah itu ... tidak. Inilah rahasia kecilku, Rendi. Setiap tahun aku merayakan kencan pertama dan terakhir sekaligus, seperti sebuah kutukan. Jadi, mari coba peruntunganmu besok.
Jantung Rendi berdetak lebih kencang. Dia mengetik, mengapa baru bilang sekarang? Tapi dihapusnya kembali lalu diganti dengan tulisan,
Baiklah, Valentine. Tapi untuk hari ini aku akan tetap menanyakan hadiahnya, kamu lebih suka Coklat atau Bunga? Atau dua-duanya?
Tak lama kemudian balasannya muncul
Hmm... simpan dua-duanya untukku. Sampai ketemu besok ya.
Oke. Sampai besok, Valentine
balas Rendi.
Debar jantungnya bukannya mereda, malah semakin kencang. Senang, deg-degan, marah, lucu campur aduk dalam hatinya.
Sekalipun tidak merayakan hari kasih sayang, setidak-tidaknya hari ini bukan hari yang biasa, seperti kemarin. Hari ini adalah hari yang mendebarkan, karena dia akan menunggu "kutukan" Valentine benar-benar nyata atau tidak.
Dia tentu saja berharap kutukan itu nyata, agar besok dia punya peluang lebih besar untuk memasuki pintu hati Valentine.
Hari ini waktu pun terasa berjalan begitu lambat. Menunggu sehari hampir sama sensasinya dengan menunggu setahun. Bahkan dia tidak mengizinkan mimpi-mimpi masuk dalam kepalanya seperti biasa malam ini. Dia takut kebablasan bermimpi sehingga bangun kesiangan dan melewatkan momentum menanyakan kabar Valentine di awal hari.