Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Musibah Saat Nobar Film G30S/PKI

30 September 2020   20:16 Diperbarui: 30 September 2020   20:24 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sekitar TV layar lebar pak RT yang sudah diletakkan di serambi depan sudah ramai dan gaduh. Belasan anak muda duduk melantai di atas tumpukan tikar rajut sembari ngobrol ngalor ngidul. Aroma kopi dan singkong rebus menguar menggelitik penciuman.

Tidak lama lagi siaran langsung film G30-S/PKI yang ditayangkan salah satu TV swasta akan dimulai. Pak RT yang punya kenangan khusus dengan film ini inisiatif mengundang warga sekitar khususnya anak-anak muda untuk nobar alias nonton bareng. Gayung pun bersambut. Sejumlah anak muda datang memenuhi undangan. Katanya sih sukarela, padahal karena memang sudah diiming-imingi konsumsi. Hehehe

Walaupun film ini kerap menuai polemik, toh pemerintah tidak melarang menontonnya. Yang penting peserta tidak berkerumun dalam jumlah besar.

Pak RT pun meminta para peserta nobar untuk menjaga jarak. Sejatinya serambi depan pak RT itu cukup lega, bisa menampung sampai 30-an orang. Tapi setelah dihitung-hitung yang datang hanya 18 orang anak muda di sekitar rumah. Jadi untuk urusan physical distancing aman-lah. Paling tidak mereka tidak duduk terlalu rapat.

Sayangnya tidak semua orang menggunakan masker. Ipang salah satunya. Untuk urusan masker ini, pak RT tidak terlalu mau ambil pusing. Mentang-mentang di wilayah mereka masih nol kasus.

Tepat jam 10.00 malam, film yang ditunggu-tunggu pun mulai. Pak RT duduk di atas kursi dan mengambil tempat paling belakang. Dia nampak manis dengan masker merah jambu dan sarung merah maron. Film itu sudah ditonton berulang kali, sehingga hampir seluruh plot film sudah terekam dalam memorinya. Wajar jika Pak RT beberapa kali menguap karena menahan kantuk.

Berbeda dengan para penonton anak muda. Ada yang baru kali ini berkesempatan menonton filmnya, termasuk si Ipang.

Semakin malam, film semakin mencekam. Ipang menoleh ke piring-piring di atas tikar. Sudah sebagian besar kosong. Begitu pula dengan gelas-gelas kopi hitam.

Pada saat scene film beralih ke adegan penculikan para jenderal, sekonyong-konyong Ipang mencium aroma tidak enak. Seperti aroma ubi yang telah terfermentasi sedemikian rupa dalam perut dan menjadi gas buangan.

"Hmm... ada yang kentut ya?" ucap Ipang spontan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun