Saat membuka pintu kamar aku terkejut setengah mati. Jendela kamar sedang terbuka lebar, jadi kamar terang benderang dan jelas sekali apa yang nampak di depan mataku.
Rara di atas kasur sedang menatapku dengan tatapan aneh. Kunciran dan baju kaosnya sama persis dengan yang dikenakan sosok di tangga tadi.
"Kenapa, Boy?" tanyanya.
Suaraku tertahan sejenak. "Ka,... kamu dari tadi di sini?"
Rara mengangguk. "Kenapa?"
"Lalu siapa di tangga tadi?" tanyaku setengah berteriak. Rara seketika paham apa yang baru saja terjadi.
"Ayo masuk," dia langsung bergegas ke arah dispenser dan mengisi gelas kosong dengan air. Aku masuk, meletakkan tas punggung ke lantai dan menghempaskan pantat ke atas tempat tidur dengan lemas. Rara menyodorkan gelas berisi air dan dalam sekali teguk air dalam gelas langsung tandas di tenggorakanku.
"Serius? Tadi kamu lihat ...?"
"Iya, berani sumpah. Mirip sekali sama kamu," sahutku.
Rara memindahkan kursi plastik dari belakang meja belajar ke depan kasur.
"Terus kamu bilang apa?" tanyanya lagi.