Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Move On dari Spender Menjadi Saver

26 Juli 2019   16:48 Diperbarui: 27 Juli 2019   09:01 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi lain yang bertolak belakang, jika seorang anak tumbuh kembang di dalam keluarga yang pas-pasan, maka sejak kecil dia akan belajar untuk membatasi keinginan-keinginannya karena keterbatasan daya beli orangtuanya. Akibatnya saat dewasa si anak akan berperilaku yang sama dalam mengelola keuangan.

Tapi bisa juga sebaliknya, jika si anak setelah dewasa memiliki pendapatan besar, bisa jadi sifat pemberontakan dari dalam jiwanya muncul karena sejak kecil ia sudah ditekan. Akibatnya belanjanya menjadi impulsif dan sulit dikendalikan.

Cover buku Your Money Your Attitude. Gambar dari https://ardiantosatriawan.wordpress.com
Cover buku Your Money Your Attitude. Gambar dari https://ardiantosatriawan.wordpress.com

Move On dari Spender menjadi Saver

Pertanyaan berikutnya, apakah karakter spender atau saver ini tidak bisa berubah sama sekali?

Sama seperti karakter yang lain, karakter mengenai pengelolaan keuangan pun bisa diubah. Proses switch karakter ini selalu dimulai dari switch pikiran atau mindset. 

Mindset adalah pangkal dari segala tindakan. Tindakan yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi kebiasaan dan selanjutnya membentuk karakter seseorang.

Jadi yang pertama dilakukan adalah mengubah pola pikir konsumtif menjadi produktif. Saat anda tiba-tiba mendapat rejeki nomplok Rp500.000 misalnya, apa yang pertama kali terlintas di pikiran anda?

Seorang spender biasa akan langsung berpikir produk-produk apa yang bisa dibelanjakan untuk menghabiskan uang Rp500.000 tersebut. Sebaliknya, seorang saver akan berpikir bagaimana kiat agar Rp500.000 tadi menjadi Rp501.000, Rp502.000 dan seterusnya.

Ini ilustrasi perbedaan mindset kedua karakter. Untuk moving on dari mindset spender menjadi saver, kita tidak boleh berpikir menghabiskan uang tersebut untuk belanja. Tapi mengubahnya menjadi lebih produktif, misalnya untuk tambahan modal usaha atau paling tidak menambah tabungan, masih ada peluang mendapat imbas hasil dari bunga tabungan. Seorang spender harus mulai mengatur cara berpikirnya menjadi cara berpikir seorang saver.

Langkah berikutnya, mindset saver ini diikuti oleh tidakan-tindakan yang selaras, seperti membawa bekal ke kantor, tidak membeli barang hanya karena tergiur diskon, membuat rencana belanja sebelum masuk ke swalayan dan mematuhinya, menabung uang kecil atau kembalian, melakukan survei harga di beberapa outlet sebelum membeli barang mahal atau dalam jumlah besar, membawa air mineral sendiri saat bepergian dan lain-lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun