"Ini bisa saja jadi malam terakhir kita."
Sepasang anak muda yang sedang dimabuk cinta menikmati semilir angin laut dan membiarkan kedua kaki telanjang mereka menapaki pasir-pasir pantai. Si pemuda yang rupawan melilngkarkan tangan kanannya melindungi punggung si gadis sembari mengucapkan kata-kata pamungkas itu.
Gadis berambut sebahu tersenyum malu-malu.
"Kalau ini memang malam terakhir kita, apa yang akan kamu lakukan?" sambung si gadis.
Pemuda berhenti melangkah, lalu mengambil sedikit jarak dari si gadis dan menggenggam tangan gadis itu erat-erat. Wajahnya terlihat jadi lebih dewasa.
"Apa pun, Sayang. Apa pun yang bisa membuatmu semakin yakin kalau aku benar-benar mencintaimu..."
"Ah, so sweet," sahut si gadis dengan nada manja. "Kamu bisa aja, Bayu,"
"Aku serius, Sayang. Bilang saja. Bahkan kamu suruh aku tenggelam ke laut juga aku rela asal itu bisa bikin kamu yakin!"
"Ya! Suruh saja dia ke laut, biar mampus sekalian!"
Keduanya terkejut dengan kemunculan suara tiba-tiba itu.
Seorang gadis lainnya, berambut panjang berdiri tidak jauh dari mereka. Cahaya dari penerangan salah satu cottage membuat wajahnya terlihat jelas. Wajah gadis itu penuh amarah yang meluap-luap. Di belakangnya berdiri dua orang pria berbadan tegap.
"Tesa?!" si pemuda gelagapan. "Kok, kok kamu ada di sini? Bukannya lagi di --"
"Aku tracking HP kamu, bodoh! Ayo mau bilang apa lagi? Ini selingkuhan kamu ya?!" ucap gadis itu semakin sengit.
"Dia siapa, Sayang?" gadis berambut sebahu mulai terlihat panik.
Pertanyaan itu belum sempat terjawab, ketika dua orang di belakang gadis berambut panjang maju ke arah mereka.
"Kita kabur dari sini dulu yuk," ucap lelaki sambil menarik tangan gadis berambut sebahu agar segera meninggalkan tempat itu. Tapi baru saja mereka berbalik, di belakang mereka sudah berdiri dua orang pria tegap lainnya.
Si pemuda putus asa.
"Siapa mereka, Bayu?"
"Mereka bodyguard Tesa. Selama ini aku selalu berusaha menjauh, tapi dia ngejar-ngejar aku terus."
"Iya, Tesa itu siapa?"
"Sebentar lagi jadi mantan pacar aku, Cindy. Dia itu ... dia itu anak jendral."
Percakapan mereka tak bisa diteruskan lagi karena si pemuda sudah ditarik oleh dua orang berbadan tegap, dan dua orang lainnya mengikuti dari belakang. Pemandangan itu persis seperti adegan tersangka teroris yang baru saja diciduk aparat.
"Bayuuu ...!" teriak gadis berambut sebahu.
"Semuanya baik-baik saja, Cindy!" balas pemuda dengan susah payah.
Tak lama kemudian, para pria berbadan tegap, pemuda dan gadis berambut panjang sudah pergi dari pantai itu.
Cindy, gadis berambut sebahu terisak-isak sedih karena tidak menyangka kekasihnya ternyata punya cinta lain yang tidak diketahuinya. Dadanya terasa sesak.
Dia pun berjalan seperti orang kebingungan, menyusuri hamparan cottage, pohon kelapa, areal parkir, bahkan dia tidak menyadari sudah semakin jauh meninggalkan kawasan pantai tanpa alas kaki.
Saat menyeberang jalan yang ramai dia tidak melihat sebuah mobil sedan menuju ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Suara jeritan warga tidak tertangkap lagi oleh pendengarannya. Kecelakaan maut pun tak terhindarkan.
Rupanya malam itu memang merupakan malam terakhir bersama cinta sejatinya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H