...saat membuka mata Jovan terperangah.
Tubuhnya penuh dengan perkakas medis. Monitor detak jantung, selang oksigen, selang infus.
"Dia sadar, Dok"
"Dia sadar..."
Suara-suara nyaris berbisik memenuhi gendang pendengarannya. Sesaat dia tidak percaya. Selama ini dia hanya akrab dengan suara jeritan, kaca pecah, desingan peluru, ledakan dan suara-suara anti kemanusiaan lainnya.
"Dimana aku?" tanyanya pada siapapun di ruangan itu yang bersedia menjawab.
Dokter yang sedang menanganinya pun mendekat ke sisi ranjang. Dokter tua namun terlihat sangat bijaksana itu pun menjawab, "Di rumah sakit militer, Tuan Jovan."
Jovan terkejut.
"Pasukan penyapu menemukan anda di sektor C8, di luar kota. Tidak usaha khawatir. Tuan. Perang saudara telah usai..."
"Haah?" Jovan memandang dokter itu dengan tatapan tidak percaya. Dokter mengangguk diiringi sebuah senyum hangat. "Perang saudara selesai dua tahun lalu..."
Saat itu mata Jovan menjangkau sebuah kalender meja di sisi kepalanya. "Haah? 2023?! Maksud anda saya telah tidak sadarkan diri selama tiga tahun?"