"Apa saja?"
Orang-orangan sawah mengangguk. "Apa saja. Tapi ada syaratnya, kamu harus melepaskan ikatanku..."
Aku mengernyitkan kening. "Lah, ini kamu sudah bebas kemana-mana...!"
"Ini hanya dalam mimpi kamu saja, Tole. Aku yang sebenarnya masih ada di sana, di sawah bapak kamu."
"Oh, mimpi..."
"Ayuk sebut apa permintaanmu?"
Aku terdiam sejenak. Membayangkan handphone berlayar gede seperti milik Erik atau Bayu.
"Mau tablet seperti punya teman kamu?"
Nah, persis, itu dia namanya. Kok dia bisa tahu?
Keheninganku mengiyakan pertanyaannya. "Gampang itu. Tidak lama lagi kamu akan punya tablet. Tapi... besok kamu harus menolongku, ya?"
Aku mengangguk, tapi masih diliputi ketidakmengertian.