---
Dua hari kemudian orang-orangan sawah bapak "hilang" . Ini membuat burung-burung usil berpesta dengan leluasa. Aku kewalahan mengusir mereka. Pasti banyak bulir padi yang berhasil mereka embat. Mau memanggil bapak atau emak juga enggan karena areal sawah dan rumah masih agak jauh.
Menjelang senja saat burung-burung usil mulai kembali ke rumah masing-masing, aku merasa agak lega. Aku pun segera pulang dan melaporkan kejadian itu pada bapak dan emak. Mereka heran, karena tidak biasanya ada orang yang iseng membawa lari orang-orangan sawah. Kalau anak sapi atau kambing mungkin masih wajar.
Bapak menepuk pundakku.
"Ya sudah, besok biar bapak dulu yang jaga sawah sekalian membuat orang-orangan sawah yang baru. Sekarang kamu makan lantas belajar ya."
Aku mengangguk.
 ---
Sepulang sekolah aku tidak mendapati bapak di rumah.
"Bapak sudah ke sawah sejak pagi," kata emak sambil menyiapkan makan siang.
Tak lama kemudian, di depan rumah pak tukang pos menghentikan motornya yang penuh dengan barang-barang kiriman. Setelah memarkirkan motornya, dia mengetuk pintu rumah.
"Tole Suhardianto?"