Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Boikot

6 Juni 2017   21:46 Diperbarui: 6 Juni 2017   22:14 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak sampai dua menit kemudian, gawai Badrun berbunyi nyaring pertanda ada panggilan masuk. Panggilan itu tidak segera diangkatnya, membuat Eko jadi terganggu.

“Bro, dari siapa?”

“Nggak tahu nih, nomor baru!”

“Ya udah, buruan diangkat…”

“Tapi…,” Badrun menarik napas sejenak. “…ini nomor Indidorenisat.”

“Jawab saja teleponnya, susah amat!”

Badrun menggeleng, lalu menekan tombol untuk menolak panggilan tersebut. “Sekali boikot, tetap boikot,” sahutnya mantap.

Eko geleng-geleng kepala lalu kembali asyik dengan gawainya, sebelum gawai Badrun bernyanyi kembali.

“Siapa sih ini? Ngotot amat!” Badrun tak merubah pendirian begitu melihat nomor yang sama kembali tertera di layar gawainya, lalu dia kembali menolak panggilan itu.

“Mantap, Bro. Konsisten…!” seru Eko satire. Lalu dia terkejut karena sekarang gawainya yang berbunyi nyaring. Dia mengernyitkan kening memandang nomor baru si pemanggil.

“Siapa, Bro?” tanya Badrun. Eko mengangkat bahu tanda tidak tahu. Tetapi berbeda dengan Badrun, dia segera menjawab telepon itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun