“Baik kalau begitu, Pak. Tapi saya ke toilet dulu, ya.”
Sepuluh menit kemudian, mobil Xenia hitam meluncur meninggalkan areal pantai. Widodo di belakang setir dan Nadine duduk di belakangnya. Dia kembali melamun. Di luar, malam semakin menampakan wajahnya.
Saya lebih terkejut, batin Nadine.
Kita sudah berpacaran dua tahun, tetapi kamu tetap tidak ingat dengan nama sopir pribadi saya. Jika kamu tidak menghargai hal-hal kecil, bagaimana saya mengharapkanmu menghargai yang lebih besar. Maafkan saya sudah membohongimu. Tetapi mungkin inilah jalan yang terbaik untuk saya dan kamu.
----
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H