“Dimana dia tinggal?”
“Sudahlah. Tidak penting, setelah menikah kami juga akan pindah dan tinggal di Bandung…”
Pembicaraan terputus.
Air mata Nadine meleleh. Dia masih berjalan beberapa helaan napas lagi, sebelum seorang bapak berbaju safari memanggilnya. Saat itu matahari benar-benar hampir terbenam, tetapi masih bisa terlihat jelas kalau sebagian besar rambut di kepala bapak itu telah memutih.
Nadine menghampirinya setelah memastikan tidak nampak lagi sisa-sisa air mata di pipinya.
“Pak Widodo, ada apa?”
Bapak itu tersenyum hormat.
“Ini, Non. Nyonya besar barusan telepon, katanya HP Non Nadine sibuk.”
“Oh iya, Mama bilang apa, Pak?”
“Nyonya minta saya segera mengantar Non pulang karena pak Haerudin ternyata sampai malam ini.”
“Oh ya? Saya pikir Om Her dan keluarga baru dari Bandung besok malam, Pak.”
“Nyonya bilang malam ini, Non.”