Badrung menggeleng.
“Gak ngerti! Kalau kambing guling, bakar-bakar kayak gitu saya ngerti.”
“Yee makanya! Jangan sok protes kalau makar ajagak tahu. Udah! Giliran kamu nih yang jaga. Sampai jam tiga, ya.”
“Iya, iya.”
Omes pun kembali menarik sarungnya dan menghempaskan tubuhnya dengan nikmat di atas balai bambu. Badrun menuang kopi dari termos ke dalam gelas lalu menyesapnya perlahan-lahan.
Hening sesaat.
“Mes?”
“Mm…”
“Makar itu ada hukumannya gak?”
“Nggak! Cuman masuk penjara doang….”
Glek!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!