Hari masih pagi benar. Rosa yang sedang meracik sandwich terkejut karena handphone-nya berbunyi sepagi ini. Keterkejutannya bertambah melihat nama si pemanggil.
“Selamat pagi, Pak.”
“Pagi, bu Rosa. Maaf menelepon sepagi ini…”
“Oh, tidak masalah. Bagaimana, ada yang bisa dibantu, Pak?”
“Ehm, bagaimana ya ngomongnya? Begini, Bu. Saya kan semalam nginap di rumah Pakde di Kebonsari. Dari sini langsung ke kantor. Nah, arah kantor kan searah dengan rumah ibu. Kalau mau saya jemput sekalian…”
“Oh, begitu,” Rosa mengangguk paham.
“Bagaimana?”
“Ya, boleh deh, Pak, kalau nggak merepotkan.”
“Tidak, kok. Malah senang ada teman seperjalanan. Baik kalau begitu, sejam-an lagi saya jemput ya.”
“OK pak.”
Percakapan terputus. Hati Rosa berdesir. Wajahnya pun menghangat.