Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Basalto Terakhir] Penyihir Misterius

29 Juni 2016   12:37 Diperbarui: 29 Juni 2016   12:44 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari: www.madeinsouthitalytoday.com

Enror membenarkan. Tapi Mirina nampak ragu-ragu. Dia berjalan mendekat ke arah pintu bangunan utama padepokan yang sudah terlepas dari engsel-engsel pengikatnya.

“Aku merasa ada endapan energi sihir lain di tempat ini,” ucapnya.

Enror dan Orion mengikuti langkah Mirina perlahan sambil menajamkan indra sihir mereka. Mirina benar.

“Kalian merasakannya?” tanya Mirina lagi. “Ada endapan sihir di tempat ini, sepertinya baru hadir beberapa hari yang lalu.”

“…ada penyihir lain yang memasuki tempat ini,” ucap Basalto.

“…dan mereka berhasil mematahkan banyak perisai sihir.” Suara Mirina meninggi. Rasa khawatir mulai menyinggahi hati Orion dan Enror, juga Mirina.

Ratu kerajaan Ruby itu lalu melebarkan kembali perkamen berisi alur peta di hadapannya. Orion dan Enror mendekat.

Peta itu berisi denah, ruang-ruang bawah tanah berusia lebih dari seratus tahun di bawah padepokan. Ada dua tingkat ke bawah tanah. Beberapa ruangan diberi simbol tertentu, seperti bulan sabit, mata kucing, bola api dan simbol lainnya. Ruangan-ruangan itu hanya bisa dibuka dengan mantra tertentu, beberapa lainnya bahkan dilengkapi dengan jebakan-jebakan mematikan.

Tujuan awal ruangan rahasia itu dibangun adalah untuk mengamankan kitab-kitab rahasia atau benda-benda berharga milik padepokan. Tapi setelah memasuki masa damai, ruangan-ruangan itu kurang difungsikan lagi.

“Aku membawa petanya, dan aku harap kamu menguasai mantranya,” tutur Mirina pada Orion.

“Aku berusaha semampunya,” balas Orion.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun