Sebelum berbalik dan meninggalkan tempat itu, Basalto masih sempat mengarahkan telunjuknya ke arah tiga kawan yang kini jadi seterunya.
“Jangan salahkan aku. Kalian telah kuberi kesempatan,” ucapnya.
“Sialan, Thores. Dia hendak kemana?” gumam Emerald.
“Dia menuju ke padepokan. Sepertinya dia akan mengamankan emas hitam itu,” sahut Ametys.
“Ayo kita kejar. Kawan-kawan, siapkan energi kalian. Kita akan menembus barisan prajurit Thores ini,” sambung Ruby.
Keduanya mengangguk, lalu menggenggam erat-erat tongkat sihir mereka. Ketiganya maju pun bersamaan. Wajah mereka menegang, siap menghadapi segala kemungkinan.
Para prajurit yang awalnya terlihat ragu tidak punya pilihan lain melihat ketiga raja kaum sihir itu telah maju dan bersiap-siap menghadapi mereka. Dari tongkat masing-masing prajurit pun melesat cahaya biru bersuhu tinggi ke arah ketiga raja.
Mereka telah siap. Sesaat sebelum sihir itu sampai pada sasarannya, mereka telah membentuk selubung sihir besar menyerupai kubah biru kasat mata di sekitar mereka. Pada saat serangan dari para prajurit menghantam selubung sihir itu, terdengar ledakan besar diikuti percikan cahaya biru terang yang seketika memenuhi udara di tempat itu.
Sekalipun tidak berhasil mengenai sasarannya, serangan itu rupanya tidak boleh dianggap remeh. Akibat hempasan serangan yang gagal itu, Ruby sampai terjatuh sehingga Emerald dan Ametys membantunya berdiri.
“Mereka pasti prajurit-prajurit pilihan. Energi serangan mereka luar biasa,” ucap Emerald.
“Benar. Kita harus waspada,” sambung Ametys.