Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Basalto Terakhir] Menyingkap Kutuk

28 Mei 2016   17:04 Diperbarui: 28 Mei 2016   17:11 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari: vashikaranspellspecialist.com

Cerita Sebelumnya: [Basalto Terakhir] Emas Hitam

-----

Hari-hari di padepokan sihir kerajaan Basalto tetap berjalan seperti biasa. Hanya saja hari ini suasana  alam sedikit berbeda. Angin sejak pagi bertiup kencang, seperti akan mengantarkan sebuah badai. Langit pun sejak tadi terlihat mendung tanpa hujan.

Murid-murid yang sedang berlatih di halaman utama padepokan terlihat bingung dengan fenomena alam itu. Murid-murid yang lebih senior dan insting sihirnya lebih tajam menyadari ada energi hitam yang tiba-tiba muncul di sekitar padepokan. Tapi mereka tidak tahu persis apa yang sebenarnya terjadi.

Basalto sudah berupaya membentengi istananya dengan tabir sihir agar keberadaan perkamen dan kitab sihir yang ditemukannya di areal kebun anggur tersamarkan. Tetapi tetap saja benda sihir sesakti itu tidak bisa tertutupi aura sihirnya sepenuhnya.

Siang ini Basalto sedang menyendiri di ruang kerjanya. Di hadapannya terhampar isi peti, perkamen-perkamen dan beberapa kitab kuno. Kitab kuno berisi sejarah peradaban kaum sihir dan sejumlah mantra yang biasa digunakan dalam peperangan. Basalto nampak tidak tertarik karena sebagian besar mantra itu sudah dikuasainya

Dia lebih tertarik pada perkamen-perkamen yang nampaknya disegel oleh siapa pun yang menguburnya. Bukan disegel, lebih tepatnya dipasangi trik sihir agar tidak bisa serta merta terbaca oleh orang yang kelak menemukannya.

Jika gulungan perkamen dibuka, hanya nampak mantra biasa yang tertulis di situ. Namun dari aura hitam kuat yang dipancarkan perkamen-perkamen itu, Basalto yakin kalau perkamen itu berisi mantra  ilmu hitam tingkat tinggi yang disebut kutuk. Basalto pun mencoba berbagai mantra untuk membongkar trik sihir tersebut.

Saat trik sihir berhasil terpatahkan dengan mantra yang tepat, maka tulisan asli perkamen akan menampakkan diri, sedangkan tulisan sebelumnya yang hanya merupakan kamuflase akan hilang dengan sendirinya.

Basalto telah berhasil mematahkan trik dua perkamen. Kedua perkamen berisi kutuk yang belum pernah didengarnya sama sekali. Bahkan salah satu kutuk yang disebut kutuk Tidur Abadi, diterakan di situ tidak punya penangkal, jadi harus berhati-hati menggunakannya.

Keberhasilan itu membuat Basalto makin bersemangat membuka perkamen-perkamen sihir lainnya. Dia tidak ubahnya seorang yang sangat dahaga dan ingin mereguk sepuas-puasnya pengetahuan sihir yang terhampar di hadapannya.

Tapi sesuatu tiba-tiba mengusik perhatiannya. Bukan angin kencang yang mengguncang-guncang daun jendela sejak tadi, bukan juga langit yang terus menerus mendung. Dia merasa ada kekuatan sihir besar yang muncul tiba-tiba.

Bersamaan dengan itu, muncul bayangan besar dan cepat dari angkasa. Seekor naga dan penunggangnya. Naga itu memamerkan suara besarnya saat hendak melakukan pendaratan di halaman depan istana Basalto. Para prajurit yang berjaga sudah bersiap-siap, tetapi begitu naga itu mendarat dan penunggangnya turun menghampiri, mereka memberi hormat takzim.

"Selamat datang, Ratu." Mereka memberi salam pada Emerald, pemimpin kerajaan sihir di Selatan Gopalagos. Pakaian kebesaran masih dikenakannya dengan lengkap. Tongkat sihir juga siap sedia di tangannya.

Emerald membalas salam mereka, lalu tanpa banyak basa-basi menanyai salah satu prajurit.

"Raja kalian ada di istana?"

"Benar, Ratu. Salah satu prajurit sedang memberitahunya tentang kedatangan Ratu saat ini."

"Apa yang terjadi di tempat ini? Mengapa ada hawa jahat yang benar-benar kuat?”

Prajurit yang ditanyai menunduk dan nampak ragu menjawabnya.

"Wah, kamu tidak bilang-bilang kalau hendak berkunjung." Basalto telah muncul di ambang pintu utama istana.

"Aku tidak sedang berjalan-jalan. Dan demi Dewa, katakan apa yang sedang terjadi di sini?"

Basalto tersenyum penuh makna.

"Aku akan memperlihatkannya kepadamu. Ayolah bersamaku ke dalam istana."

Emerald menatap penuh selidik.

"Justru energi sihir hitam ini rasanya berasal dari dalam istanamu."

"Tenang saja, Kawan. Semua terkendali. Oh ya, apa harus kupanggilkan orang untuk mengurus nagamu?"

Emerald melihat tunggangannya sedang berleha-leha dan menjilati tungkai tangannya untuk membersihkan diri.

"Kurasa tidak perlu. Ayo lihat apa yang akan kamu tunjukkan..."

Emerald pun mengekor Basalto menuju ke lantai dua istana, tempat ruang kerjanya berada. Tapi Emerald tetap tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya. Sambil menyusuri anak tangga demi anak tangga dia terus mencecar Basalto.

"Sebaiknya ini bukan hal yang buruk, Thores."

"Ah, dalam hal ini baik atau buruk hanya masalah sudut pandang saja. Nanti cobalah memakai sudut pandangku.”

“Apa sebenarnya yang akan kamu tunjukkan?”

:Aku... aku telah menemukan 'emas hitam', Kawan."

"Emas hitam?" Kening Emerald berkerut. Dia pernah mendengar istilah itu sebelumnya. Tapi sepertinya sudah lama sekali.

"Tidak ingatkah kamu? Saat kita masih menjadi murid di tempat ini, Guru Shandong sesekali menyebutnya."

Emerald pun menemukan kembali potongan-potongan memori tentang emas hitam itu.

"Ah, ya. Aku ingat sekarang."

Seketika itu mata Emerald membulat.

"Bukankah itu kata sandi untuk tempat penyimpanan mantra-mantra hitam kuno yang tidak boleh lagi dipelajari."

"Mantra itu, mau tidak mau kita harus mengakuinya, sebenarnya merupakan kekayaan kaum sihir. Para tua-tua kaum sihir sengaja memberi segel yang kuat dan menyembunyikannya agar tidak pernah ditemukan kaum sihir berikutnya."

"Tapi kamu menemukannya?"

Basalto mengangguk.

Saat ini mereka telah berada di pintu masuk ruang kerja Basalto. Dari situ Emerald bisa merasa getaran energi sihir hitam yang kuat. Dia sangat terperangah memandang perkamen-perkamen dan kitab sihir kuno di atas meja kerja Basalto.

“Kamu sudah gila, ya? Semua obsesimu ini hampir membutakan hati nuranimu, Thores!”

---------------

(bersambung)



pertama kali ditayangkan di blogplanet-fiksi.blogspot.comdalam rangka event

#Tantangan100HariMenulisNovelFC

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun