Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Basalto Terakhir] Tidur Abadi

3 April 2016   19:48 Diperbarui: 3 April 2016   20:03 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekspresi Abner berubah. Dia nampak terkejut lalu menunduk-nunduk dengan segan.

"Maafkan kelancangan saya, Tuan. Saya belum pernah bertemu anda sebelumnya, jadi tidak bisa langsung mengenali anda. Sekali lagi, maaf, Tuan. Oh ya, Mereka benar-benar sedang menunggu anda saat ini."

"Bagaimana kabar Tuan Putri?"

"Tuan Putri... dia masih tidak sadarkan diri, Tuan," terdengar nada getir pada suara Abner. "Saya akan segera melaporkan kedatangan anda pada pengawal. Tuan Orion harap menunggu sejenak, mari saya antar, Tuan."

Tetapi begitu Abner hendak berbalik untuk menuju ke Istana, beberapa prajurit berpakaian lengkap muncul dan menghampiri Orion. Sepertinya mereka melihat naga terbang Orion saat hendak mendarat tadi, sehingga mengetahui kalau Orion telah tiba.

"Selamat  datang, Tuan Orion. Raja Philos telah menunggu," ucap salah satu Prajurit setelah menghadap Orion. Saat memandang Herra yang telah bersantai ria di atas rerumputan, ekspresi mereka sama dengan pada Abner sebelumnya.

"Mari ikut kami, Tuan."

Orion pun mengikuti mereka. Tetapi sebelum berlalu dari tempat itu, Abner mencegatnya.

"Maaf, Tuan. Bagaimana dengan naga anda? Bagaimana... aku menjaganya?"

Orion tersenyum.

"Tidak usah khawatir, Nak. Dia cukup pandai menjaga diri sendiri dan tidak akan kemana-mana jika tak kuperintahkan. Sebenarnya dia sudah makan cukup pagi ini, tetapi jika kamu bersedia menolong, bisa berikan saja belut, atau apapun yang bergerak di dalam air."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun