Seorang pria berbadan tegap, mengenakan baju panjang putih berkilauan, berdiri gagah di serambi pendopo. Pendopo itu terletak di ujung jalan setapak.
Pria berbadan tegap itu memiliki rambut panjang yang dikuncir ke belakang. Sekalipun seluruh rambutnya telah memutih, tidak nampak sedikit pun kerut-kerut usia pada wajahnya.
“Ah, Tuan Orion,” sapa Panglima Thar.
Pria berbadan tegap itu ternyata adalah Orion, tuan rumah dan pemimpin istana Emerald.
Panglima Thar dan rombongan di belakangnya melanjutkan langkah mereka ke arah pendopo. Orion pun menyalami mereka satu per satu.
"Terima kasih atas sambutan anda yang ramah, Tuan Orion," Sumon mencoba mencairkan suasana di antara mereka.
"Kami selalu merasa terhormat mendapat kunjungan dari kerajaan Zatyr," sahut Orion. “Apalagi yang berkunjung adalah diplomat andalan raja Philos dan pemimpin tertinggi pasukan Kerajaan Zatyr.”
"Anda terlalu merendahkan diri, Tuan. Seharusnya kami yang merasa terhormat bisa bertemu langsung dengan pemimpin Emerald yang dikenal hampir setiap orang di Gopalagos," sambung Panglima Thar.
Orion tersenyum. “Kita bisa terus saling memuji sampai hari siang, tapi aku rasa pembicaraan kita lebih penting. Jadi, mari… masuklah.”
Dia lalu mempersilahkan Panglima Thar, Sumon dan para prajurit untuk mengambil tempat duduk di dalam pendopo. Meja dan kursi yang disediakan terbuat dari sejenis kayu rambat berwarna cokelat kehitaman khas dataran tinggi Gopalagos. Thar dan Sumon pun duduk di hadapan Orion, tetapi para prajurit memilih tetap berjaga-jaga di teras pendopo.
"Aku turut prihatin dan... sedikit penasaran dengan yang terjadi dengan Putri Raja Philos," Orion membuka pembicaraan.