“Apa yang terjadi, Sergios?”
Raja Philos kelihatan belum puas dengan diagnosa tersebut.
“Aku ragu mengatakannya, Paduka. Tapi sepertinya kita mesti menghadirkan orang lain lagi untuk meminta pendapatnya.”
“Di seluruh Zatyr, tidak ada tabib lain yang kemampuannya melebihi kemampuanmu,” sahut Raja Philos.
“Bukan tabib, Paduka,… penyihir.”
Seluruh ruangan tiba-tiba sunyi senyap. Setelah membisu beberapa saat, Panglima Thar pun bereaksi.
“Maksud anda… ini ulah penyihir?” tanyanya dengan ekspresi penasaran.
“Aku belum yakin benar, Panglima. Tapi mungkin salah satu penyihir bisa memberi pendapat yang membantu kita mencari tahu apa yang terjadi dengan Tuan Putri.”
“Baiklah!” Raja Philos mengangguk.
“Argumen tabib kita ada benarnya. Aku akan mengutus orang ke Selatan, ke Istana Emerald untuk bertemu Orion, sahabatku. Aku akan menulis surat untuk meminta penyihir kenamaan itu memeriksa keadaan Putriku. Panglima Thar, pilih beberapa prajurit terbaik untuk menemaninya. Mereka sudah harus berangkat siang ini,” titah Raja Philos.
“Siap, Paduka.”