Â
[caption caption="ilustrasi gambar dari: id.wikihow.com"][/caption]
Setiap tetes peluh akan dibayar, prinsipmu.
Kalau belum bisa pakai uang, pakai hutang, kalau tak kuat hutang, pakai senyum dulu.
Yang penting ada pengganti jam-jam yang kau lewatkan bersama butir-butir kedelai di dapur produksimu
.
Sebelum ayam jago terjaga, gemerisik mesin blendermu telah bernyanyi
memecah kebekuan subuh setiap hari.
Lalu kamu meniupkan cinta pada setiap tetes sari kedelai
yang dituangkan ke dalam panci.
.
Tak akan ada yang sia-sia
setiap tetes sari kedelai
setiap bulir gula pasir
setiap kepul asap di atas panci
Semua akan dibayar oleh uang, hutang atau senyuman pelanggan
yang telah menanti seiring matahari pagi.
.
Tanpa merek, tak dipajang pada rak minimarket pun tak apa, prinsipmu.
Yang penting butiran-butiran cinta dalam setiap botol susu sampai pada pelanggan dengan utuh
lalu cinta itu ditukar dengan beberapa lembar ribuan, hutang dan senyuman.
.
Tapi, cinta itu tak habis-habis juga rupanya.
Selalu masih ada yang tersisa untuk dibawa pulang di atas motor tua
untuk ditiupkan kembali pada bulir-bulir kedelai berikutnya
setiap kali subuh berpamitan pada cakrawala.
Â
Â
_________________________________________
Â
Makassar, 17 Februari 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H