Siapa sangka akhirnya kutemukan mimpiku pada diri mas Wahyu.
Mas Wahyu, AKU MENCINTAIMUUU…….!!!”
Dahlia melirik lagi arlojinya. Pukul enam lewat sepuluh menit. Masih dua puluh menit lagi dari waktu yang dijanjikan.
“Kan aku udah bilang, kamu tuh bisa jadi penulis kok….,”
Jantung Dahlia hampir terlontar keluar saking kagetnya. Suara Wahyu tiba-tiba terdengar dari belakangnya.
“Maasss! Sejak kapan kamu disitu!?”
Wahyu nyengir kuda. “Sejak kamu ngetik ‘Salahkah bermimpi jatuh cinta dengan penulis?’”
Dahlia histeris lalu berdiri dan “menghajar” Wahyu dengan pukulan-pukulan mesra. Wahyu pura-pura menghindar tapi tetap merelakan bahunya jadi bulan-bulanan Dahlia.
“Kamu jahat, mas!! Kenapa gak menampakkan diri dari tadi….,”
“Hehehe…. Bagus kan? Aku jadi tahu isi hati kamu…!!”
Dahlia berteriak histeris lagi. Tapi ucapan Wahyu selanjutnya benar-benar bikin adem.