Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Memotret Pameran Usaha Kecil di Tengah Tongkonan

18 Mei 2015   15:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:51 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_418253" align="aligncenter" width="448" caption="Lombok Katokkon yang telah diolah dan dikemas. Gambar dokpri"]

14319372201820810641
14319372201820810641
[/caption]


  • Kopi Toraja. Nah, jika berwisata ke Toraja tanpa membawa pulang oleh-oleh berupa kopi asli Toraja kurang afdol rasanya. Salah satu stand pameran pun menawarkan kopi asli Toraja pada pengunjung. Spanduk “Kopi Jantan Toraja” di depan stand langsung menarik perhatian pengujung. Rupanya istilah kopi jantan muncul karena biji kopi (peaberry) memiliki tektstur khas, yaitu bulat tanpa terbelah, seperti biji kopi pada umumnya. Khasiat kopinya juga dipercaya dapat meningkatkan vitalitas. Kopi jantan ini dibanderol dengan Rp 25.000 per kemasan. Kendati sebenarnya setiap peserta sudah diberikan gratis satu kemasan kopi dalam goodie bag masing-masing sebagai souvenir dari panitia lokal, para peserta terlihat masih antusias membeli kopi yang dijajakan.

    [caption id="attachment_418255" align="aligncenter" width="448" caption="Stand Kopi Jantan Toraja. Gambar dokpri"]

    14319372631043139480
    14319372631043139480
    [/caption]

    [caption id="attachment_418256" align="aligncenter" width="448" caption="Kopi yang telah dikemas siap dipasarkan. Gambar dokpri"]

    14319372971408864433
    14319372971408864433
    [/caption]


  • Pembuatan pakan ternak. Banyak kelompok binaan di CU Sauan Sibarrung yang usahanya berbasis peternakan seperti peternak ayam kampung, peternak babi, budidadaya lele dan lain-lain. Kita ketahui bersama bahwa untuk usaha peternakan, sebagian besar biaya produksi digunakan untuk pembelian pakan ternak. Makanya peternak mesti pandai-pandai berinovasi untuk membuat pakan yang murah namun tetap berkhasiat untuk ternak. Oleh karena itu, stand pameran yang memperlihatkan cara-cara membuat pakan alami untuk ternak pun hadir di tengah-tengah eksebisi. Bahan-bahan yang digunakan juga cukup mudah ditemukan, seperti misalnya ampas tahu, ampas kelapa, hijauan, kunyit dan lain-lain. Pak Sirilus, sekretaris Pengurus CU Sauan Sibarrung sekaligus fasilitator yang banyak memfasilitasi kegiatan pendampingan kelompok memaparkan secara detail tahapan demi tahapan pembuatan pakan tersebut. Beliau menegaskan dengan membuat pakan sendiri, peternak dapat menekan biaya produksi. Pakan produksi pabrik yang dijual dipasaran biasa dikenai harga Rp 9.000 – Rp 10.000 per kilogramnya, sedangkan dengan membuat sendiri biayanya menjadi kurang lebih Rp 4.000 – Rp 5.000 per kilogramnya.

    [caption id="attachment_418258" align="aligncenter" width="448" caption="Demo pembuatan pakan ternak di salah satu stand. Gambar dokpri"]

    14319373431132301653
    14319373431132301653
    [/caption]


  • Masih ada beberapa stand lain yang tampil, misalnya stand penjual kerajinan khas Toraja, seperti akesesoris, tas kain dan sarung tenun yang diserbu banyak peserta ibu-ibu. Menariknya ada pula stand yang dibuka menjelang sore yaitu stand pengolahan makanan Toraja yang menggunakan daging babi. Peserta yang tertarik bahkan dipersilahkan melakoni sendiri proses mang’rarang atau membakar daging babi di atas bara. Peserta lokakarya ada pula yang muslim, namun sejak awal MC sudah memberikan pengarahan dan panitia lokal telah mengatur lokasi serta menu makanan yang sesuai bagi mereka.

    Peserta kelihatan cukup antusias mengikuti kegiatan pameran, terutama peserta-peserta yang berasal dari luar Sulawesi. Salah satu peserta, seorang ibu dari salah satu Credit Union di Pontianak yang saya minta pendapatnya mengatakan gembira bisa hadir pada kegiatan ini. Kunjungan kali ini merupakan kunjungan pertamanya dan belum tahu kapan lagi bisa berkunjung ke Toraja. Apalagi diberi kesempatan untuk mengenal Toraja lebih dekat melalui geliat usaha masyarakatnya.

    Setelah coffee break sore, acara dilanjutkan dengan pagelaran seni yang menampilkan beberapa kebudayaan dari Toraja.

    Pada tanggal 16 Mei keesokan harinya, peserta melakukan eksposure untuk meninjau langsung keadaan kelompok-kelompok binaan dari Credit Union Sauan Sibarrung sebagai model pemberdayaan berbasis komunitas yang sedang dikembangkan gerakan BKCU Kalimantan. Peserta kembali berangkat ke Makassar malam harinya, karena sebagian besar peserta akan terbang meninggalkan Makassar pada tanggal 17 Mei pulang ke kota masing-masing. (PG)

    [caption id="attachment_418259" align="aligncenter" width="448" caption="Salah satu stand pameran yang menjajakan tas kerajinan masyarakat. Gambar dokpri"]

    1431937399522547026
    1431937399522547026
    [/caption]

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
    Lihat Travel Story Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun