Pada tanggal 12-16 Mei lalu, Puskopdit (Pusat Koperasi Kredit) BKCU Kalimantan yang merupakan Puskopdit terbesar di tanah air, sukses menggelar Rapat Anggota Tahunan di Makassar dan Toraja. Perhelatan ini dihadiri oleh lebih dari 300 orang utusan dan peninjau dari 42 Credit Union anggota jaringan Puskopdit BKCU Kalimantan.
Perhelatan yang diadakan pada dua lokasi yang berbeda karakteristiknya ini menjadi menarik untuk diikuti. Pada tanggal 12 dan 13 Mei kegiatan Sidang dan Pemilihan Pengurus-Pengawas Puskopdit BKCU Kalimantan periode 2015-2017 diselenggarakan di ballroom hotel Aerotel Smile yang berlokasi di dekat Pantai Losari Makassar. Keesokan harinya peserta Rapat Anggota Tahunan bergerak meninggalkan pinggiran laut yang hangat dan suasana metropolitan menuju bebukitan Tana Toraja yang sejuk dan kental dengan nilai-nilai budaya.
Masih merupakan rangkaian kegiatan Rapat Anggota Tahunan, pada tanggal 15 Mei diadakan lokakarya Community Development. Lokakarya dilaksanakan di tengah alam terbuka, bertempat di tengah kompleks Tongkonan Kua Rantepao, Toraja Utara. Peserta benar-benar disuguhkan suasana Toraja mulai dari pernak-pernik panggung, pengaturan tempat kegiatan, kostum para petugas dan suasana penyambutan.
[caption id="attachment_418237" align="aligncenter" width="448" caption="Panggung utama di dekat tongkonan induk. Gambar dokpri"][/caption]
[caption id="attachment_418238" align="aligncenter" width="448" caption="Tarian selamat datang untuk menyambut peserta lokakarya. Gambar dokpri"]
Geliat aktivitas masyarakat Toraja pun seperti dibawa dari tengah-tengah kampung untuk disuguhkan di depan peserta melalui pameran atau eksebisi. Pameran menampilkan hasil usaha kecil sejumlah kelompok binaan Credit Union Sauan Sibarrung yang menjadi tuan rumah perhelatan ini. Stand demi stand pameran menggunakan Tongkonan yang berbaris rapi, juga beberapa tenda mini. Pameran dibuka untuk peserta sebelum lokakarya, di sela-sela lokakarya (pada saat coffe break) dan setelah lokakarya.
Berikut beberapa stand pameran yang sempat saya sambangi.
- Pertanian Organik. Beberapa petani sawah mulai mengolah lahan pertaniannya secara organik. Pupuk dan pestisida yang digunakan diramu dari bahan-bahan alami dan ramah lingkungan. Salah satu stand pameran menampilkan beras-beras hasil sawah pertanian organik ini. Memang harganya masih relatif lebih mahal ketimbang beras biasa, sehingga pembelinya masih terbatas pada kalangan tertentu. Sebagai contoh beras pada gambar dibawah ini dibanderol dengan harga Rp 100.000,- per 5 Kg.
[caption id="attachment_418241" align="aligncenter" width="448" caption="Beras organik pada salah satu stand pameran. Gambar: dokpri"]
14319368971105314918 - Pembuatan Pestisida Alami. Jikapada stand sebelumnya memamerkan hasil pertanian organik, pada stand ini kita diperlihatkan secara gamblang cara-cara membuat pestida dan pupuk secara alami. Seperti terlihat pada gambar, bahan-bahan yang dibutuhkan mudah diperoleh di sekitar kita.
[caption id="attachment_418244" align="aligncenter" width="448" caption="Stand pembuatan pestisida dan pupuk alami. Gambar dokpri"]
1431937026220147898 - Tenunan Toraja. Seorang ibu yang sedang merangkai alat-alat tenunan di tengah keramaian peserta lokakarya mengusik perhatian saya. Setelah mendekat baru nampak kalau ibu tersebut adalah bagian dari stand pengrajin kain tenunan khas Toraja. Satu kain tenunan dikerjakan beberapa hari sampai seminggu atau lebih tergantung dari kerumitan motif dan tenunannya. Kain hasil tenunan pada pameran ini dibanderol dengan harga Rp 300.000- Rp 400.000 per lembar kainnya.
[caption id="attachment_418246" align="aligncenter" width="448" caption="Salah satu pengrajin kain tenun saat merangkai peralatannya. Gambar: dokpri"]
14319370832067648391[caption id="attachment_418248" align="aligncenter" width="336" caption="Kain tenun yang telah dihasilkan."]
1431937130355116135 - Lombok Katokkon. Lada Katokkon (Capsicum annuum L. var. sinensis) atau kalau diterjemahkan ke bahasa indonesia menjadi lombok katokkon terkenal karena rasanya yang super hot alias super pedas. Kepedasannya selalu dirindukan para perantau Toraja atau penggemar kuliner pedas. Makanya beberapa waktu terakhir sejumlah petani dan pedagang lombok Katokkon melakukan inovasi dengan mengolah dan mengemasnya ke dalam bentuk botolan baik berupa bubuk kering, maupun saus seperti yang biasa kita lihat dipasaran.
[caption id="attachment_418251" align="aligncenter" width="448" caption="Buah lombok Katokkon. Gambar dokpri"]
1431937172488051951[caption id="attachment_418253" align="aligncenter" width="448" caption="Lombok Katokkon yang telah diolah dan dikemas. Gambar dokpri"]
14319372201820810641 - Kopi Toraja. Nah, jika berwisata ke Toraja tanpa membawa pulang oleh-oleh berupa kopi asli Toraja kurang afdol rasanya. Salah satu stand pameran pun menawarkan kopi asli Toraja pada pengunjung. Spanduk “Kopi Jantan Toraja” di depan stand langsung menarik perhatian pengujung. Rupanya istilah kopi jantan muncul karena biji kopi (peaberry) memiliki tektstur khas, yaitu bulat tanpa terbelah, seperti biji kopi pada umumnya. Khasiat kopinya juga dipercaya dapat meningkatkan vitalitas. Kopi jantan ini dibanderol dengan Rp 25.000 per kemasan. Kendati sebenarnya setiap peserta sudah diberikan gratis satu kemasan kopi dalam goodie bag masing-masing sebagai souvenir dari panitia lokal, para peserta terlihat masih antusias membeli kopi yang dijajakan.
[caption id="attachment_418255" align="aligncenter" width="448" caption="Stand Kopi Jantan Toraja. Gambar dokpri"]
14319372631043139480[caption id="attachment_418256" align="aligncenter" width="448" caption="Kopi yang telah dikemas siap dipasarkan. Gambar dokpri"]
14319372971408864433 - Pembuatan pakan ternak. Banyak kelompok binaan di CU Sauan Sibarrung yang usahanya berbasis peternakan seperti peternak ayam kampung, peternak babi, budidadaya lele dan lain-lain. Kita ketahui bersama bahwa untuk usaha peternakan, sebagian besar biaya produksi digunakan untuk pembelian pakan ternak. Makanya peternak mesti pandai-pandai berinovasi untuk membuat pakan yang murah namun tetap berkhasiat untuk ternak. Oleh karena itu, stand pameran yang memperlihatkan cara-cara membuat pakan alami untuk ternak pun hadir di tengah-tengah eksebisi. Bahan-bahan yang digunakan juga cukup mudah ditemukan, seperti misalnya ampas tahu, ampas kelapa, hijauan, kunyit dan lain-lain. Pak Sirilus, sekretaris Pengurus CU Sauan Sibarrung sekaligus fasilitator yang banyak memfasilitasi kegiatan pendampingan kelompok memaparkan secara detail tahapan demi tahapan pembuatan pakan tersebut. Beliau menegaskan dengan membuat pakan sendiri, peternak dapat menekan biaya produksi. Pakan produksi pabrik yang dijual dipasaran biasa dikenai harga Rp 9.000 – Rp 10.000 per kilogramnya, sedangkan dengan membuat sendiri biayanya menjadi kurang lebih Rp 4.000 – Rp 5.000 per kilogramnya.
[caption id="attachment_418258" align="aligncenter" width="448" caption="Demo pembuatan pakan ternak di salah satu stand. Gambar dokpri"]
14319373431132301653
Masih ada beberapa stand lain yang tampil, misalnya stand penjual kerajinan khas Toraja, seperti akesesoris, tas kain dan sarung tenun yang diserbu banyak peserta ibu-ibu. Menariknya ada pula stand yang dibuka menjelang sore yaitu stand pengolahan makanan Toraja yang menggunakan daging babi. Peserta yang tertarik bahkan dipersilahkan melakoni sendiri proses mang’rarang atau membakar daging babi di atas bara. Peserta lokakarya ada pula yang muslim, namun sejak awal MC sudah memberikan pengarahan dan panitia lokal telah mengatur lokasi serta menu makanan yang sesuai bagi mereka.
Peserta kelihatan cukup antusias mengikuti kegiatan pameran, terutama peserta-peserta yang berasal dari luar Sulawesi. Salah satu peserta, seorang ibu dari salah satu Credit Union di Pontianak yang saya minta pendapatnya mengatakan gembira bisa hadir pada kegiatan ini. Kunjungan kali ini merupakan kunjungan pertamanya dan belum tahu kapan lagi bisa berkunjung ke Toraja. Apalagi diberi kesempatan untuk mengenal Toraja lebih dekat melalui geliat usaha masyarakatnya.
Setelah coffee break sore, acara dilanjutkan dengan pagelaran seni yang menampilkan beberapa kebudayaan dari Toraja.
Pada tanggal 16 Mei keesokan harinya, peserta melakukan eksposure untuk meninjau langsung keadaan kelompok-kelompok binaan dari Credit Union Sauan Sibarrung sebagai model pemberdayaan berbasis komunitas yang sedang dikembangkan gerakan BKCU Kalimantan. Peserta kembali berangkat ke Makassar malam harinya, karena sebagian besar peserta akan terbang meninggalkan Makassar pada tanggal 17 Mei pulang ke kota masing-masing. (PG)
[caption id="attachment_418259" align="aligncenter" width="448" caption="Salah satu stand pameran yang menjajakan tas kerajinan masyarakat. Gambar dokpri"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H